Pena Madura, Sumenep 24 Agustus 2022 – Seorang balita berusia 2,7 tahun anak pasangan suami istri Susi Susanti dan Iwan warga Dusun Patapan Desa Kangayan, Kangean menderita Atresia Ani (tidak punya anus) sejak lahir. Keterbatasan ekonomi membuat balita tersebut harus menanggung rasa sakit setiap akan buang air besar.
Orang tua balita tersebut sudah berusaha membawa anaknya ke rumah sakit apung saat melakukan pengobatan gratis di Kecamatan Sapeken saat bayinya belum berusia satu tahun, namun saat itu penjelasan dari petugas disuruh kembali setahun lagi karena tidak ada alatnya dan dokter bedanya tidak ada.
“dulu pernah dibawa ke rumah sakit sapeken kan dulu disana ada gratis operasi katanya, pas kesana katanya alatnya enggak ada dokternya, setahun kemudian saya kesana lagi ternyata tidak bisa katanya suruh bawa ke surabaya,” kata Susi Susanti, ibu balita, Kamis (25/08/2022).
Kondisi ekonominya yang kurang mampu balita tersebut sampai hari ini belum mendapat pertolongan medis, sehingga saat akan buang air besar anaknya selalu nangis karena kesakitan, bahkan dulu dulu kalau mau BAB kadang nagis sampai berhari-hari karena proses BAB nya lama sekali.
“dulu kalau BAB biasanya lama berhari-hari sambil nangis sakit perut, sekarang sudah mendingan,” katanya.
Sehingga karena tidak memiliki lubang anus tersebut anaknya sejak lahir tidak pernah diberi makan nasi atau bubur, setiap hari hanya makan makanan ringan atau hanya minum susu atau air putih saja.
Keadaan ekonomi keluarganya yang kurang mampu membuat pengobatan balita tersebut tertunda sampai sekarang, sehingga suaminya beberapa bulan lalu memutuskan ikut bekerja ke luar negeri menjadi TKI untuk mencari biaya berobat anaknya.(Man/Emha)