Pena Madura, Sumenep 17 Maret 2022 – Diaspora Kangean melayangkan surat terbukat kepada para wakil rakyat terkait mangkraknya dua kapal plat merah milik Pemkab Sumenep Dharma Bahari Sumekar 1 dan 3 membuat angkutan transportasi laut rute Kalianget-Kangean dan Sapeken tersendat dan terjadi penumpukan penumpang dan angkutan barang.
Surat terbuka tersebut disampaikan mengingat kondisi transportasi antar pulau khususnya rute Kalianget-Kangean dan Sapeken sejak awal tahun lalu tersendat dan angkutan penumpang maupun barang numpuk ke kapal perintis KMP Monggiyano Hulalo yang berlayar seminggu sekali lintasan Kalianget-Kangean.
Dalam surat terbukat tersebut ketua Diaspora Kangean, Ainurrahim mengatakan ada tiga tuntutan secara khusus disampaikan untuk para legislatif khususnya dari dapil VI kepulauan agar peduli terhadap angkutan transportasi laut apalagi sebentar lagi menghadapi bulan Ramadhan dimana biasanya arus mudik selalu ramai.
Pertama, tidak tiap waktu warga membutuhkan kehadiran Mas Dewan. Momentum Kapal ini, waktu yg tepat untuk hadir, dengan segera mengupayakan bersama eksekutif beroperasinya kapal rute Kalianget-Batuguluk PP sesuai trayek yang ada.
Kedua, Kapal jantung kebutuhan warga Kepulauan Kangean. Mengingat 90 persen kebutuhan pokok diimpor dari daratan. Kehadiran Mas Dewan, legacy terbaik yang harus dilakukan.
Ketiga, Warga Kangean jumlahnya 150 an ribu lebih. Kurang lebih 50 ribu orang lalu lalang setiap tahun dengan melakukan perjalanan ke Sumenep. Kapal menjadi lalu lintas utama. Mas Dewan, harus memahami ini dengan baik. Segera Ajak Bupati, Sekda dan dinas bicara. Mencari solusi terbaik. Kalau perlu panggil paksa sesuai hak yg melekat. Hak angket bisa juga dipakai, atau membentuk pansus kapal.
“Mas Dewan lebih paham, tidak perlu kami ajari. Bantu dan bantu warga Kengean,” terang Ainurrahim, Ketua Diaspora Kangean, Kamis (17/03/2022).
Kondisi dua kapal milik pemkab Sumenep sudah tak beroperasi sejak awal januari 2022 lalu, bahkan Dharma Bahari Sumekar 3 yang merupakan kapal baru dan baru sekitar dua tahun beroperasi kondisinya sekarang sudah rusak sejak awal 2021 lalu.(Man/Emha)