Pena Madura, Pamekasan, 6 Juni 2022 – Pasca beredarnya video viral kecelakaan maut yang diduga melibatkan pelaku balap liar di berbagai media sosial. Lalu ditambah semakin maraknya aksi balap liar di kabupaten Pamekasan Jawa timur, membuat masyarakat berspekulasi.
Kerapkali para pengguna jalan semakin khawatir jika akan melintas dan beraktifitas pada malam hari. Pasalnya, banyak ruas jalan yang mulus telah dijadikan ajang balap liar atau bali oleh pemuda yang diduga komunitas motor setempat tanpa mengindahkan warga sekitar.
Bahkan, tak jarang selalu nampak anggota komunitas sepeda motor di bumi gerbang salam yang tidak terdata di kepolisian. Itu, terlihat dengan semakin banyaknya motor yang tidak sesuai dengan spesifikasi kelayakan suatu kendaraan bermotor.
Dari pantauan media, ada salah satu klub motor yang sempat mengadakan kegiatan kopdar atau kopi darat ke Madura di KCM Pamekasan pada Sabtu malam 28 Mei 2022. Di sana semua sepeda motor yang parkir tidak standar. Ada yang menggunakan knalpot brong dan ban kecil. Bahkan juga nampak terlihat dari penampilan dan modelnya seperti model motor untuk balap liar.
Adalah Muhammad, salah satu pedagang Pentol di daerah gurem, yang mengatakan semakin menjamurnya komunitas motor yang sering memacu kendaraannya saat bergerombol membuatnya resah berjualan. Bahkan sering takut apalagi dengan bunyi knalpotnya yang bising serta para peserta Bali.
“Setiap malam saya berpapasan dengan para pelaku Bali dan bahkan harus mengalah jika balap liar sudah mulai di jalan kabupaten, intinya saya pengguna jalan merasa resah dan tidak nyaman,” ujarnya, Minggu malam.
Tak hanya dia, Novan Leksono yang tinggal di Rumah Dinas Lapas bilangan Jalan Kabupaten Pamekasan juga mengaku terganggu. Bahkan geram dengan kelakuan pemuda dan komunitas motor yang kerap menggeber motor dengan cepat dan bising di tengah malam.
“Betul mas setiap malam saya terganggu dan terdampak langsung oleh suara bising knalpot brong balap liar, bahkan terkadang sampai subuh. Wajar jika saya bersama keluarga bahkan Kalapas otomatis terganggu saat akan beristirahat atau mungkin komunitas motor ini belum terdata sama sekali di kepolisian serta tidak jarang para komunitas ini juga terlibat balap liar ,” ungkap Novan yang juga kepala KPLP Lapas Kelas IIA Pamekasan itu, Senin pagi.
Tak ayal jika dia menduga juga, komunitas motor di Pamekasan hanya 40% yang sesuai standar keorganisasian serta kelengkapan motornya. Semua itu bisa dijumpai dalam keseharian apalagi di malam Minggu banyak komunitas motor yang menggunakan ban sepeda (kecil), knalpot brong, tanpa helm bahkan motornya sudah tidak memenuhi standar sebuah motor.
“Semoga komunitas motor yang ada di Pamekasan segera terwadahi dan mendapatkan binaan dari pihak terkait. Saya yakin pihak terkait bisa kembali menjadikan Pamekasan kota yang kondusif serta tidak menjadi kota penuh akan geng motor dan balap liar,” tandasnya. (Yud/Emha).