Hujan Perdana Banjir Sampah Penuhi Kali Marengan, DLH Anggap Biasa

oleh
Dua Warga Nyebur ke Kali Marengan Memunguti Sampah Plastik yan hanyut dari hulu pasca hujan perdana

Pena Madura, Sumenep, 14 September 2021 – Banjir sampah setiap hujan perdana menjadi pemandangan yang mengganggu kenyamanan warga yang tinggal di sepanjang sungai kali Marengan di desa Pabian kecamatan kota Sumenep. Selain kotor sampah yang datang menimbulkan bau yang tidak sedap karena kotor dan air menjadi hitam pekat.

Sejumlah warga tanpa merasa jijik memunguti sampah plastik yang hanyut kiriman dari wilayah kota tersebut, bahkan beberapa warta ada yang nyebur ke dalam sungai untuk mengambil sampah untuk di jual kembali seperti botol plastik, kondisi tersebut menurut warga sudah biasa terjadi setiap hujan pertama turun.

“Kalau hujan memang mencari rongsokan di sungai ini ya kalau sudah banjir pasti warga setempat kebanyakan turun pakai keranjang, seperti aqua botol seperti bak-bak, ngapain jijik kalau dibuat mencari uang mencari nafkah,” kata Titin, salah satu Pabian yang memunguti sampah, Selasa (14/09/2021).

Dinas lingkungan hidup Kabupaten Sumenep mengatakan, banjir sampah yang memenuhi aliran sungai kali Marengan mulai dari hulu hingga ke hilir tersebut merupakan rutinitas yang terjadi setiap tahun, pihaknya sudah sering menyampaikan meminta warga untuk tidak membuang sampah ke sungai karena bisa menyebabkan aliran sungai tersumbat dan banjir.

“Mohon maaf sebelumnya jadi memang terkait dengan masalah sampah ini memang sudah menjadi rutinitas di setiap musim hujan ini biasanya banyak sampah yang hanyut di selokan maupun di sungai ini sebetulnya bukan hal yang baru paling tidak kita dengan datangnya musim hujan di awal ini kita berharap kepada seluruh masyarakat untuk jangan membuang sampah secara sembarangan,” kata Agus Salam, kepala bidang pengelolaan sampah dinas lingkungan hidup.

Ironisnya meski sudah rutin terjadi setiap tahun, tidak terlihat upaya yang dilakukan oleh dinas terkait untuk mengantisipasi terjadinya banjir sampah tersebut, padahal hampir setiap tahun warga yang berada di hilir sungai kali Marengan menjadi korban banjir karena air sungai meluap saat terjadi intensitas hujan cukup tinggi. (Man/Emha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *