Bersama Bappeda, KJS Fasilitasi Suku dan Etnis Tampil pada Pelangi di Sumenep

oleh

Pena Madura, Sumenep, 06 November 2018 – Komunitas Jurnalis Sumenep (KJS) bersama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Tinur, akan menggelar parade seni budaya suku nusantara yang berada di wilayah Kabupaten Sumenep.

Event bertajuk Pelangi di Sumenep itu akan digelartanggal 17 November 2018 di Lapangan Kesenian Sumenep (LKS) Gotong Royong. Pada kegiatan ini akan menampilkan kesenian dari 4 suku dan 2 etnis. Diantaranya, suku Madura, suku Bugis, suku Bajo, suku Mandar, etnis Arab dan etnis Tionghoa.

“Selama ini suku-suku dan etnis yang berada di wilayah Kabupaten Sumenep tidak pernah tampil bareng dalam acara khusus berupa pertunjukan seni budaya. Event ini sengaja kami gelar untuk mengeksplore keragaman seni budaya sekaligus upaya melestarikannya,” ujar Rahmatullah, Ketua KJS

Selain parade seni budaya, juga akan digelar penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dan Deklarasi Sumenep Damai antar tokoh dari masing-masing suku dan etnis. Kesepakatan damai itu akan diabadikan menjadi sebuah monumen perdamaian di Sumenep.

“Kabupaten Sumenep dikenal sebagai daerah yang aman dan damai. Masyarakatnya juga santun dan menghargai perbedaan budaya dari suku-suku atau etnis pendatang, sehingga kondisi itu harus dipertahankan. Sebagai langkah awal, kami akan mengabadikan dengan pembuatan monumen. Nanti kami serahkan ke Pemkab Sumenep terkait lokasi monumennya,” urainya

Sementara itu, Kepala Bappeda Sumenep Yayak Nurwahyudi mengatakan, keragaman suku dan budaya di Kabupaten Sumenep menjadi salah satu nilai tawar dalam upaya peningkatan pembangunan daerah. Sebab kondisi sosial kemasyarakatan yang hidup rukun meski berbeda adat-istiadat, menjadi faktor penting dalam menarik investor.

“Bappeda selalu mendukung setiap kegiatan yang orientasinya demi pembangunan daerah. Upaya pelestarian seni budaya, persatuan antar suku dan etnis, tentu akan sangat membantu pemerintah daerah dalam setiap program pembangunan. Apalagi sejak dulu, suku-suku dan etnis yang telah menetap di Sumenep juga turut serta membangun daerah baik melalui ekonomi maupun sektor yang lain,” pungkasnya. (Emha/Man).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *