Tanamkan Candu Baca Buku, Komunitas Kaki Bukit Keliling Kampung Temui Anak Muda

oleh
Suacana Membaca Sejumlah Anak-anak bersama Komunitas Kaki Bukit
banner 468x60

Penamadura.com, Sumenep 25 Maret 2019 – Pesatnya kemajuan tekhnologi dan media social nyaris para pemuda tidak ada waktu untuk membaca buku karena sibuk membaca berita dan bermain hanphone, namun di Sumenep Madura jawa timur, sekelompok pemuda justru blusukan ke kampuang-kampung sibuk mengajak para pemuda untuk gemar membaca buku.

Sekelompok pemuda itu membentuk komunitas bernama “Kaki Bukit”, komunitas yang bermarkas di Desa Aengbaja Raja, Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur. Pad November 2017 lalu, kemudian mereka berkeliling kampong-kampung mengajak para pemuda untuk gemar membudayakan membaca buku mulai tingkat TK higga SMA.

banner 336x280

Kehadiran komunitas Kaki Bukit karena merasa prihatin melihat kecenderugan para pemuda yang sibuk main hanphone dan membaca media social, ternyata kesibukan para pemuda tersebut karena tidak ada yang memfasilitasi mereka untuk membudayakan membaca buku sesuai tingkat usia mereka.

“ini dalah gerakan Kaki Bukit dengan gerakan candu baca kami masuk ke kampong-kampung tiah hari jum’at pagi,” kata Hanafi, coordinator Kaki Bukit, Senin (25/03/2019).

Anggota komunitas ini tidak hanya datang lalu menyodorkan buku-buku yang dimilikinya kepada anak-anak kampong yang mereka temui, namun mereka juga bersama berlaja mengajar, seperti belejar menulis, belajar membaca, belajar menghitung dan lain sebagainya.

“Setelah kami turun bertemu para anak-anak ternyata mereka sangat senang dan Alhamdulillah yang awalnya mereka tidak bisa membaca akhirnya bisa membaca, menulis, menghitung dan sebagainya,” terang Hanafi.

Hanafi, mengaku sejak komunitas itu berdiri sampai sekarang mereka urunan sesama anggota untuk menyediakan buku-buku yang layak dibaca anak-anak di kampong-kampung sesuai tingkat usia dan pendidikannya.

“saya sangat senagan dengan adanya komunita kaki bukit ini karena saya bisa dibantu kayak yang tidak bisa membaca sekarang bisa baca, yang tidak bisa menghitung sekarang bisa menghitung,” kata Wiwin laila, salah satu anak bombingan Kaki Bukit.

Program ini sangat positif untuk menciptakan budaya membaca di kalangan anak-anak muda terutama di kampong-kampung, sehingga mereka tidak hanya larut pada dunia tekhnologi hanphone yang saat ini sangat marak ditangah masyarakat sehingga membuat sebagian pemuda enggan belajar dan membaca buku.Man/Emha

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *