Pemilu Serentak 2019 di Kabupaten Sumenep di Duga Curang, Polisi di Tantang Dengan Clurit

oleh
Simulasi Pengamanan Pemilu 2019 di Halaman Mapolres Sumenep Ricuh

Penamadura.com, Sumenep 26 Maret 2019 – Pengamanan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 di Kabupaten Sumenep diwarnai aksi protes sejumlah pemilih mulai dari proses pemungutan suara di tingkat TPS hingga proses rekapitulasi di KPU, bahkan seorang pengunjukrasa nekat menantang carok anggota polisi saat melakukan pengamanan unjukrasa di depan KPU.

Semula tahapan pemilu berjalan lancar hingga proses pemungutan suara di TPS, antusias pemilih untuk menggunakan hak pilihnya dalam proses pemilihan presiden dan legislative luar biasa, hingga menjelang waktu pemilihan berakhir antrian warga masih berlangsung.

Tiba-tiba kericuhan terjadi disalah satu TPS karena diduga aga kecurangan dari panitia pemungutan suara di TPS, panitia tiba-tiba sudah menghentikan proses pemungutan suara, sementara sejumlah warga masih belum menggunakan hak pilihnya.

“Pak ini kenapa sudah ditutup istri muda saya kan belum mencoblos itu masih ijin kencing sebentar,” kata Khalis, salah satu Pemilih, Selasa (26/03/2019).

Merasa di curangi oleh pihak panitia, warga yang belum mencoblos langsung protes dan meminta panitia melanjutkan proses pemungutan suara, namun panitia menolak dengan dalih warga yang belum mencoblos tidak terdaftar dalam daftar pemilih tetap.

Akhirnya warga berunjukrasa hingga ke kantor KPU Sumenep dengan pengawalan petugas kepolisian, anggota polisi yang mencoba bernegosiasi dengan pengunjukrasa gagal, massa tetap berorasi depan kantor KPU.

Bahkan salah seorang pengunjukrasa nekat mengacungkan clurit beberapa kali ke arah polisi seolah menantang polisi carok, Polres Sumenep terpaksa menerjunkan sejumlah anggota bersenjata lengkap untuk mengatasi pengunjukrasa yang membawa clurit yang sebelumnya telah melakukan penjarahan isi toko didekat kantor KPU karena merasa kecewa dengan proses pemilu.

Polisi terpaksa harus melumpuhkan warga yang membawa clurit karena tidak mau menyerahkan diri baik dan massa pengunjukrasa yang lain di halau dengan water canon hingga berhasil dipukul mundur dari kantor KPU dan tahapan pemilu kembali dilanjutkan.

Kapolres Sumenep, Akbp. Muslimin, mengaku pihaknya sengaja melakukan simulasi sitem pengamanan kota (sispamkota) dihalaman mapolres setempat untuk melatih para anggota dan unsure keamanan lain bersinergi melakukan persiapan pengamanan menjelang pemilu 17 April mendatang.

“kita ingin mensinergikan pengamanan polri dan semua elemen yang ada dalam pengamanan pemilu pilres dan pileg 17 april mendatang,” kata Kapolres.

Kapolres menambahkan, pihaknya akan mengantisipasi kejadian-kejadian para pemilu sebelumnya, terutama pendistribusian logistik pemilu agar jangan sampai jatuh ke laut seperti kejadian sebelumnya, karena wilayah sumenep terdiri dari daratan dan kepulauan. Man/Emha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *