Pena Madura, Sumenep, Rabu 21 Maret 2018 – Pasca adanya temuan Badan pengatur hilir minyak dan gas bumi (BPH Migas) terkait dugaan adanya penyelewengan penyaluran Bahan bakar minyak (BBM) oleh sejumlah Agen Prmium Minyak dan Solar (APMS) di Wilayah Kepulauan Sumenep, Saat ini penyaluran BBM Mulai di perketat yaitu hanya penjualan melalui dispenser langsung kepada konsumen.
Komunitas Warga Kepulauan (KWK) yang selama getol mengawal realisasi BBM 1 harga di Kepulauan Sumenep, sangat mengampresiasi Agen Prmium Minyak dan Solar (APMS) 03 Arjasa karena sudah mulai melakukan pembenahan regulasi dalam penyaluran BBM melalui dispenser langsung kepada konsumen, sehingga konsumen bisa menikmati harga BBM seperti di wilayah daratan.
“APMS 03 telah melakukan regulasi sesuai aturan pertamina yaitu penjualan bbm melalui dispenser dengan harga yang sudah di tentukan pemerintah”, kata Syafi’udin, ketua komunitas warga kepulauan (KWK) Sumenep, Rabu (21/03/2018).
Menurut Syafi’udin, sejak beberapa hari ini APMS 03 telah melakukan penjualan langsung kepada konsumenep di Kecamatan Arjasa dan antusias komsumen sangat luar biasa bahkan mereka sampai rela antri di APMS, karena memang di tingkat pengecer saat ini ada kelangkaan BBM karena sesuai aturan pertamina APMS tidak boleh melakukan penjualan BBM melalui drum, namun saat ini APMS masih melayani penjualan BBM hanya beberapa jam saja.
“meski sekarang penjualan di AMPS hanya sekitar tiga jam setiap hari dan masih belulm sesuai ketentuan yang ada, Tapi ini akan terus ini komitmen pihak pengelola APMS karena saya sudah komunikasi langsung dan akan terus mengawal ini,” kata Syafi’udin, menambahkan.
Sementara itu pengelola APMS 03, Moh. Hosni, mengaku pihaknya memang sedang berusaha mengikuti aturan main penjualan BBM yang telah di tentukan pertamina dan BPH Migas seperti penjualan hanya melalui dispenser kepada konsumen langsung dan di lakukan setiap hari.
“Kita kan ngikuti BPH Migas ya di buka terus sekarang, mulai pagi sampai dzuhur”, kata Moh. Hosni, Pengelola APMS 03 Arjasa.
Hosni, mengatakan dulu pihaknya melakukan penjualan setiap hari hanya sekitar dua jam karena mengantisipasi takut terjadi kekurangan sehingga tidak terjadi kelangkaan BBM, apalagi penjualan BBM di APMS arjasa tidak hanya melayani konsumen Kecamatan Arjasa saja namun juga dari Konsumen dari Kecamatan Kangayan.
“Dulu di atur karena takut terjadi kelangkaan, dulu kita bukanya dua jam setiap hari,” kata Moh. Hosni, menambahkan.
Seperti di beritakan sebelumnya, beberapa hari lalu Anggota Komite BPH Migas, Hendry Ahmad, telah melakukan operasi pengawasan regulasi pendistribusian BBM di wilayah kepualuan Sumenep, seperti di Pulau Kecamatan Ra’as, Pulau Sepudi, Masalelmbu, Kecamatan Arjasa dan Kecamatan Sapeken, temuan di lapangan telah di laporkan kepada Pertamina untuk di lakukan tindakan sesuai aturan yang belaku.
General Manager Pertamina MOR V, Ibnu Chouldum, mengatakan Pertamina menindaklanjuti laporan dari masyarakat dan hasil temuan dari BPH migas. Bersama dengan Pemerintah Daerah setempat Pertamina sudah menindak tegas terkait dengan penyimpangan yang dilakukan oleh dua APMS di Pulau Kagean, Sumenep dan di Pulau Raas, Sumenep, Madura.
Pasca adanya temuan dan sanksi yang d berikan oleh pertamina kepada sejumlah APMS di wilayah Kpulauan termasuk 2 APMS di Kecamatan Arjasa, dalam hal ini Pertamina menyatakan tidak segan-segan untuk menutup APMS nakal jika sudah tidak bisa diingatkan.
Selain sanksi penutupan terhadap APMS 01 karena berdasarkan temuan BPH Migas telah melanggar komitmen bersama dengan pertamina dalam melakukan regulasi penjualan BBM, dan APMS 03 Arjasa juga tidak boleh melakukan penjualan melalui druman kepada pengepul ataupun pengecer, akibatnya saat ini BBM di tingkat pengecer banyak yang kosong, sehingga konsumen atau pengendara harus membeli langsung ke APMS, sehingga sejak dua pekan terakhir selalu terjadi antrian panjang kendaraan di APMS.
Kondisi ini di harapkan segera mendapat respon dari pemerintah daerah setempat untuk mengambil langkah-langkah kongkrit sehingga masyarakat tidak panik berkepanjangan, harapan masyarakat kepulauan BBM 1 harga di kepulauan terus berjalan dan ketersediaan bbm juga harus menjadi perhatian khusus Pemerintah. (Man/Emha).