Pena Madura, Sumenep 11 Juni 2019 – Kondisi Bangsa yang cenderung mengarah pada perpecahan akibat situasi politik yang terlalu berlebihan menjadi alasan Forum Komunikasi Mahasiswa Mathali’ul Anwar Indonesia (F-KAMMAI) mengajak santri menjadi solusi.
Ajakan tersebut diwujudkan dengan mengadakan kegiatan Sarasehan Santri dengan tema “Santri, Ayo Jadi Solusi”, yang ditempatkan di aula salah satu kampus STKIP PGRI Sumenep pada senin, 10 Juni 2019, dengan menghadirkan dua narasumber KH. Kuswaidi Syafi’i (Cak Kus) dan Dr. Fathurrosyid.
Kegiatan tersebut di hadiri ratusan peserta dari Mahasiswa, Masyarakat umum, Anggota F-KAMMAI serta IKAMA (Ikatan Alumni Mathali’ul Anwar), sejumlah jajaran Majlis pengasuh PP. Pesantren Mathali’ul Anwar , Gus Saifa Ibadilah juda Nampak hadir.
Gus Ibad, salah satu putra Pengasuh PP Mathali’ul Anwar Pangarangan Sumenep, mengatakan sangat mengapresiasi terselenggaranya kegiatan tersebut meski di kemas sederhana tapi mempunyai kesan mendalam.
“Ditengah gejolak kebangsaan yang sampai mengakibatkan perpecahan dan pertengkaran, maka Santri Harus Hadir menyelesaikan itu”. Terang Lora Syaifa Ibadillah.
Menurut Gus Ibad, untuk mencari solusi di tengah kondisi bangsa yang berada di ambang perpecahan antara kelompok, golongan saat ini memang agak sulit, namun dengan kebersamaan pihaknya yakin semuanya akan mudah diselesaikan.
“Saya akui itu memang sulit tapi kalau kita bergerak bersama-sama maka itu akan terasa mudah”.terangnya.
Ketua Pelaksana sarasehan F-KAMMAI, Ainun Najib Taqi, mengajak para santri dan masyarakat semuanya bersama mencari solusi untuk kembali merajut persatuan dan kesatuan bangsa agar menjadi kuat kembali.
“Makanya ini saya tekankan kepada kita semua sebagai santri, ayo jadi solusi yang baik dan benar”. Terang Ainun Najib Taqi, dalam sambutannya.
Kuswaidi Syafi’i (Cak Kus) sebagai Pemateri pertama mengatakan bahwa sebelum santri menjadi solusi bagi orang lain, bangsa dan negara. terlebih dahulu santri itu harus mampu menjadi solusi bagi dirinya sendiri.
“Bagaimana dia mampu menjadi solusi bagi bangsa dan negara kalau terhadap diri dia sendiri tidak mampu menjadi solusi,” kata pengasuh PP Maulana Rumi Sewon Bantul Jogjakarta menegaskan.
Sama halnya dengan apa yang disampaikan oleh Dr. Fathurrosyid M.Th.I menurutnya, yang harus dilakukan oleh seorang santri adalah agar santri menjadi sosok yang solutif.
“Santri harus bisa menciptakan peradaban teks, dalam artian santri punya karya yang mampu menjadi rujukan ummat disemua bidang”.pungkasnya.Man/Emha