Pena Madura, Jawa Timur, 22 Januari 2025 – Hujan deras yang terjadi disebagian besar wilayah Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada Selasa siang hingga malam kemarin mengakibatkan banjir di beberapa titik.
Kondisi paling parah terjadi di jalan nasional di Desa Patean,Kecamatan Batuan, tepatnya di pintu masuk kota Sumenep. Kondisi itu bukan sekedar genangan air saja, selain durasinya lama ketinggian air hingga lebih dari lutut orang dewasa.
Seringnya banjir di titik-titik vital Kabupaten Sumenep ini mendapatkan kritik dari Anggotanya DPRD Sumenep, Akhmadi Yasid.
Menurutnya, banjir itu sudah berdampak buruk pada masyarakat karena banyak sepeda motor mogok dan mobil juga terpaksa balik putar balik. Karena jika memaksakan melintas rawan terjadi kerusakan akibat tingginya air..
“Banjir ini sudah menjadi langganan, kenapa dianggap biasa. Padahal ini mengganggu masyarakat khususnya pengguna jalan,” katanya, Rabu (22/1/2025).
Anggota Fraksi PKB itu menerangkan, kalau banjir itu terus dibiarkan sama dengan kita mencoreng wajah Sumenep di muka publik.
“Itu kan jalan nasional, pintu masuk utama Kota Sumenep,” jelasnya.
Akhmadi yang juga anggota Komisi 3 tersebut memberikan kritik keras kepada dinas terkait, yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Sumenep.
Menurutnya, PUTR Sumenep seperti tidak punya perencanaan mengatasi ritual banjir yang sudah langganan itu, buktinya hingga kini tidak ada penyelesaian terus terjadi setiap tahun.
“Ini PUTR percuma membangun jalan disana karena pasti rusak terkena kikisan air. Seharusnya juga dipikirkan normalisasi saluran disana. Seingat saya normalisasi saluran pernah dilakukan tapi sudah tahun 2017 lalu,” ia menegaskan.
Agar ke depan banjir tersebut tidak terus terjadi, pria yang juga anggota Banggar DPRD Sumenep itu menyarankan agar ada pembangunan sistem drainase yang efektif untuk peningkatan kapasitas air sehingga debet air bisa normal dan cepat ke laut.
“Perlu juga dipikirkan pembangunan jalan disana dengan meninggikan badan jalan sehingga bisa mengurangi dampak banjir,” sarannya.
Lebih lanjut Akhmadi Yazid mengaku, jika memang diperlukan anggaran untuk mengatasi itu, pihak DPRD pasti wellcome.
“Daripada hanya dibangun bukan di wilayah prioritas mendingan difokuskan ke sana. Karena menurut saya pembangunan sarana penanggulangan banjir di wilayah Desa Patean itu harus menjadi prioritas,” tutupnya. (Red/Emha).