Pengurus IKAMA Resmi dilantik, Ini 5 Pesan Yang Harus dijalankan

oleh
Pengurus Pusat IKAMA foto bersama setelah pelantikan di Masjid Aminah PP Mathali’ul Anwar Pangarangan Sumenep

Penamadura.com, Sumenep 23 Februari 2025 – Pengurus pusat Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren Mathali’ul Anwar (IKAMA) resmi dilantik. Pelantikan berlangsung di Masjid Aminah oleh Pengasuh Ponpes Mathali’ul Anwar , Gus Syaifa Ibadillah.

Prossi pelantikan dilakukan bertepatan dengan puncak peringatan Haul akbar Pendiri Pondok Pesantren Mathali’ul Anwar ke-42 KH. Abdullah Bin Husen, Ahad (23/02) di dalam komplek Pondok di Desa Pangarangan Sumenep.

Setelah prosesi pelantikan, para pengurus langsung mendapatkan pengarahan dari Dewan PENASEHAT, Dr. KH. Busyro Karim. Pengasuh Pondok Pesantren Al Karimiyah Braji, itu mengatakan Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan dan dakwah Islam, keberlangsungan dan perkembangannya sangat bergantung pada kualitas pengabdian para pengurus dan alumninya.

Ada5 hal yang harus dimiliki seorang alumni sebagai bentuk pengabdiannya terhadap Pondok Pesantren yang telah menggembleng mereka dengan ilmu agama dan berbagai keilmuan lainnya yaitu;
Pertama alumni harus memiliki sikap bagaimana menjadi pribadi melakukan gerakan agar pondoknya terus berkembang (pengabdian kepada ponpes).

kedua, Seorang alumni harus memiliki pengabdian bil mal untuk keperluan Pondok, ketiga adalah Pengabdian bissuluk atau perilaku yang menunjukan ciri sebagai seorang alumni Pesantren.

Keempat, Harus menyebarkan ilmu (Nasyril ilmi) yang didapat dari pondok (jangan model kacamata kuda yaitu hanya membenarkan pendapat sendiri), alumni harus punya punya sikap relatifisme keilmuan, didalam solat ada perbedaan, apalagi diluar masalah solat, terang mantan Bupati dua periode itu.

kemudian yang terakhir menurut Kyai yang juga politisi PKB itu, Alumni harus Selalu mendo’akan Pengasuh dan perjuangan mengayomi umat melalui keilmuan di Pondok Pesantren.

Tidak ada satu pun bentuk pengabdian yang lebih unggul dari yang lainnya. Yang terpenting adalah komitmen dan kesungguhan hati dalam mengabdi untuk kemajuan pesantren, dengan selalu menghormati perbedaan pendapat dan pendekatan dalam menjalankan tugas.

Sikap terbuka dan toleran terhadap berbagai perspektif akan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan pesantren yang berkelanjutan.(Man/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *