Penamadura.com, Sumenep 18 Januari 2019 – Memasuki musim hujan penyebaran penyakit Demam Berdarah (DBD) mulai marak di Kabupaten Sumenep, Madura jawa timur. Sejak awal bulan Januari 2019 hingga hari ini korban gigitan nyamuk Aedes Aegypti atauu DBD mencapai 16 orang.
Sebanyak 16 kasus demam berdarah yang di tangani Dinas Kesehatan Sumenep, mereka tersebar di beberapa Kecamatan, paling banyak ada di Kecamatan Dasuk dan Kota.
Kepala bidang Pengendalian dan pemberantasan penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sumenep, Kusumawati, mengatakan penyakit demam berdarah biasanya cenderung meningkat pada musim penghujan, sehingga masyarakat di himbau untuk lebih waspada.
“sejak awal Januari 2019 demam berdarah di Kabupaten Sumenep ada 16 kasus dan terbanyak ada di kecamatan kota,” kata Kusumawati, kabid P2P Dinkes Sumenep, Jum’at (18/01/2019).
Istri ketua DPRD tesebut, mengatakan Kecamatan kota dan Kecamatan Dasuk sangat dominan kasus demam berdarah, karena kalau di kota banyak pemulung yang menyimpan barang rongsokan di luar sehingga kalau musim hujan barang rongsokan seperti gelas plastic itu otomatis terisi air dan disitu menjadi sarang nyamuk.
Sehingga pihaknya berharap peran serta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), karena itu sangat efektif menurunkan angka kasus demam berdarah.
“Masyarakat sangat berperan dalam menekan angka kasus demam berdarah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin,” kata Bu Kus, panggilan akrab Kusumawati.
Dengan jumlah kasus demam berdarah mencapai 16 kasus hingga pertengahan akhir di Bulan Januari 2019 ini kalau di rata-ratakan hampir setiap hari itu ada kasus demam berdarah, namun masyarakat sudah mulai sensitive terhadap gejala DBD, sehingga ketika anggota keluarganya panas tidak turun-turun langsung diperiksa ke puskesmas sehingga bisa langsung di tangani.Man/Emha