PenaMadura.com, Sumenep 18 September 2018 – Sekitar 107 ribu warga Sumenep masih belum ber- KTP, Dinas kependudukan dan catatan sipil (Disdukcapil) jemput bola dengan mengirimkan surat undangan panggilan untuk rekam KTP Elektronik melalui Kepala Desa.
Kepala dinas kependudukan dan catatan sipil (Disdukcapil) Kabupaten Sumenep, Madura Jawa timur, Akh. Zaini, mengklaim banyaknya warga Sumenep yang belum ber-KTP karena mereka merasa tidak perlu membuat KTP, mereka tersebar di wilayah pelosok dan kepulauan terpencil.
“ada 107 ribuan warga sumenep masih belum memiliki KTP, untuk menyelesaikan wajib KTP tersebut kami telah mengirimkan surat undangan melalui kepala Desa” kata Akh. Zaini, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Sumenep, Selasa (18/09/2018).
Masih menurut Zaini, untuk memudahkn warga yang ingin mengurus KTP Elektronik tersebut, pihaknya bekerjasama dengan PT. Post Indonesia, sehingga warga yang jauh ada di pelosok dan kepulauan tidak perlu bolak balik datang ke Disdukcapil untuk mengurus KTP, mereka cukup datang sekali mendaftar dan melakukan perekaman, sementara KTPnya akan di kirim langsung ke rumah yang bersangkutan.
“Kami bekerjasama dengan PT. Post untuk mengirim KTP warga yang rumahnya jauh agar tidak usa berlama-lama atau kembali lagi untuk mengambil KTP nya” jalas Zaini, menambahkan.
Saat ini Proses pembuatan KTP sebenarnya tidak membutuhkan waktu lama, kalau persyaratannya sudah lengkap satu hari KTP elektronik sudah jadi, namun warga sepertinya masih banyak yang trauma dengan pembuatan KTP beberapa waktu lalu yang memakan waktu hingga berhari-hari bahkan berbulan-bulan tidak selesai, sehingga banyak warga yang malas untuk membuat KTP meski sebenarnya menjadi dokumen wajib.
“Prosesnya memang tidak lama seperti dulu, namun kalau dari kepulauan harus datang ke sumenep ongkos transportasinya pasti mahal” kata Nurma, warga Kecamatan Arjasa Kangean.
Oleh karena itu perlu ada trobosan yang lebih efektif dari pemerintah agar pelayanan pembuatan KTP elektronik bagi warga kepulauan lebih terjangkau baik jaraknya, waktunya maupun penyediaan alat yang memadai di wilayah kepulauan khususnya kepulauan terluar seperti Masalembu, Sapeken dan Kangean.Man/Emha