Wabup Sumenep Sebut Festival Hadrah Upaya Perkuat Identitas Budaya dan Spiritual 

oleh
Wabup Sumenep Sebut Festival Hadrah Upaya Perkuat Identitas Budaya dan Spiritual 

Pena Madura, Sumenep, 11 Juni 2025 – Suasana Lapangan Sepakat, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Selasa malam 10 Juni 2025 berubah semarak dengan lantunan sholawat dan tabuhan rebana dari puluhan grup hadrah yang tampil dalam Festival Hadrah.

Kegiatan ini digelar sebagai bagian dari peringatan Bulan Bung Karno, sekaligus menjadi ajang pelestarian budaya dan penguatan nilai-nilai spiritual di tengah masyarakat.

Festival Hadrah yang juga dirangkaikan dengan pameran puluhan pelaku UMKM ini bertujuan untuk menjaga eksistensi seni tradisional hadrah yang telah mengakar dalam kehidupan masyarakat Sumenep.

“Festival hadrah bukan sekadar hiburan, tetapi sarana memperkuat identitas budaya dan spiritual masyarakat. Ini bagian dari upaya kita menjaga warisan leluhur di tengah arus modernisasi,” kata Wakil Bupati Sumenep, KH. Imam Hasyim, saat membuka acara.

Ia menegaskan pentingnya keterlibatan generasi muda dalam seni hadrah agar nilai-nilai religius dan kultural yang terkandung di dalamnya tidak luntur oleh perkembangan zaman.

“Kami ingin seni hadrah tetap berkembang dan dicintai anak muda. Lewat festival ini, kami dorong agar nilai-nilai keislaman dan kebudayaan terus hidup dalam keseharian masyarakat,” jelas Wabup.

Pemerintah daerah, lanjutnya, mengapresiasi antusiasme warga yang tinggi terhadap festival tersebut, yang dinilai turut membangun karakter, memperkuat toleransi, serta memupuk kebersamaan di tengah masyarakat.

Sementara itu, Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Sumenep, Faruk Hanafi, menyampaikan bahwa festival ini diikuti oleh 50 kelompok hadrah dari berbagai desa di Sumenep. Mereka bersaing memperebutkan Piala Bupati Sumenep.

“Festival hadrah ini akan berlangsung selama 12 hari, mulai 10 hingga 21 Juni 2025, sekaligus menampilkan pameran UMKM sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi lokal,” ungkapnya.

Festival ini diharapkan mampu menjadi ruang ekspresi bagi pelaku seni tradisional, sekaligus menginspirasi generasi muda untuk lebih mencintai budaya lokal sebagai bagian dari identitas dan kekayaan bangsa. (Red/Emha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *