Pena Madura, Sumenep, 02 September 2021 – Semua sekolah di Kabupaten Sumenep sudah mulai melakukan pembelajaran tatap muka terbatas. Dinas pendidikan mengatakan siswa yang sudah mengikuti vaksinasi masih dibawah sepuluh persen karena banyak sekolah masih percaya berita hoax.
Pembelajaran tatap muka terbatas di semua sekolah sudah mulai dilakukan, para siswa dan guru harus mengikuti protokol kesehatan dengan disiplin yang ketat, mulai saat siswa datang, saat pembelajaran didalam kelas hingga saat siswa pulang dari sekolah.
Jam pelajaran selama pembelajaran tatap muka terbatas hanya dilakukan empat jam seperti di SMA Negeri 2 Kecamatan Kota Sumenep, sekolah juga wajib membentuk tim satgas di internal sekolah untuk memantau pelaksanaan protocol kesehatan sebagai syarat wajib sekolah boleh melakukan PTM.
Meski ada pengurangan jam pelajaran dan harus mengikuti prokes sangat ketat, para siswa mengaku tetap antusias belajar.
Sementara terkait rendahnya siswa yang mengikuti vaksinasi, sejumlah siswa mengaku berusaha ikut memberikan pengertian dan membujuk para orang tuanya agar di ijinkan mengikuti vaksinasi supaya bisa menambah kekebalan imun tubuh teuratama menghadapi situasi pandemi covid-19.
“mungkin kalau yang belum vaksin mungkin orang tunya belum mengizinkan mungkin masih percaya pada rumor-rumor yang gak jelas itu,” kata salah satu siswi SMAN 2 Sumenep, AIra Rahmah, Kamis (02/09/2021).
Kepala cabang Dinas Pendidikan Provinsi jawa timur, wilayah Kabupaten Sumenep, Syamsul Arifin mengatakan tingkat ke ikut sertaan siswa SMA dalam vaksinasi masih dibawah sepuluh persen.
Menurut pantauan Dinas Pendidikan, Siswa SMA Negeri dibawah dua puluh lima persen dan SMA swasta sekitar lima persen, rendahnya ke ikut sertaan sekolah swasta karena masih banyak sekolah yang masih percaya berita hoaks soal dampak negatif vaksinasi.
“SMA Negeri sudah berlajan berlangsung sejak tanggal 22 juli kemaren sampai sekarang masih dilakukan vaksinasi, tentang prosentase untuk negeri itu sudah sekitar dua pluh lima persen tapi yang swasta masih dibawa lima persen,” kata Syamsul Arifin, memantau PTM di SMAN 2 Sumenep.
Kenapa sekolah swasta sangat rendah keikutsertaannya dalam vaksinasi menutur kepala disdik “karena di swasta masih mungkin lebih percaya pada kabar hoax itu bahwa vaksinasi itu bisa menimbulkan sakit bisa mati misalnya, ternyata anak-anak yang divaksin di Sumenep tidak ada yang mengalami gejala itu termasuk GTK nya enggak ada,” terangnya.
Uji coba pembelajaran tatap muka untuk SMA dan sederajat di sumenep sudah mulai di lakukan sejak senin tiga puluh agustus kemaren sampai saat ini kamis dua september sudah berjalan empat hari, pembelajaran tatap muka terbatas dilakukan dengan keterlibatan siswa 50 persen dari jumlah total siswa di setiap kelas dengan protokol kesehatan yang ketat.(Man/Emha)