Pena Madura, Sumenep, 15 Oktober 2019 – Momentum jelang peringatan Hari Santri Nasional 2019, menjadi berkah tersendiri bagi usaha konveksi di Pusat Wirausaha Muda Sumenep, Madura, Jawa Timur. Hal ini karena permintaan atribut khas hari santri, seperti kerudung berlogo Nahdlatul Ulama (NU) dan songkok berlogo Ansor banyak datang dari masyarakat.
Bahkan, sejak dua mingu terakhir, mesin bordir di Pusat Pelatihan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Diskop) yang di swakelolakan pada Enterpreneur Training And Development Center (ETDC), tak henti-henti bekerja mencetak logo NU dan Ansor baik kerudung maupun songkok nasional.
Pendamping Pelatihan Konveksi Wirausaha Muda Sumenep, Muslimatul Layliyah mengaku, permintaan kerudung berlogo NU banyak datang dari masyarakat, bahkan jumlahnya mencapai ribuan potong. Selain itu, permintaan songkok nasional berlogo NU dan Ansor juga mengalami peningkatan.
“Alhamdulilah Jelang Hari Santri ini kita meningkat mas, dijahit dan berodir kita banyak pesanan. Untuk kerudung berlogo NU kita terima pesanan banyak. Ada yang berlogo Nahdlatul Ulama, Ansor dan juga logo lainnya,” katanya. Selasa (15/10/2019).
Untuk warnanya kebanyakan warna putih dan hijau. Bahkan pesanan kerudung sudah ada yang selesai dan sudah diparani oleh pemesannya. Selain kerudung, songkok nasional berlogo NU dan Ansor juga mengalami peningkatan permintaan.
“Untuk kerudung ada yang sudah selesai sebanyak 300 potong. Ini kita masih melanjutkan pemesanan kerudung berlogo NU lainnya, warna putih 300 potong, ada juga warna hijau dan coklat. Permintaan songkok saat ini juga meningkat dari biasanya,” tambahnya.
Seluruh pesanan yang masuk di usaha konveksi ETDC itu, selain dikerjakan oleh tim, para peserta juga dilibatkan dalam penggarapannya. Bahkan untuk menjaga kualitas, wanita cantik itu mengaku terus melakukan pemantauan agar tidak kalah bersaing dengan produk diluaran.
“Peserta kita libatkan dalam penggarapannya. Jadi mereka selain berlatih juga bisa langsung praktik. Kita terus pantau untuk menjaga kualitas. Sementara untuk harga kita pastikan lebih murah dibandingkan diluaran,” tuturnya.
Selain kerudung dan songkok khas hari santri nasional, saat ini peserta pelatihan konveksi juga sedang mengerjakan pesanan kaos seragam dari berbagai lembaga. Selain itu mereka juga sedang dilatih menggarap jubah untuk wanita.
Salah satu peserta pelatihan konveksi, Anisa mengaku sudah dua bulan berproses di Pusat Wirausaha Muda. Ia mengaku tertarik ikut dibidang konveksi karena pangsa pasarnya bagus tak pernah sepi permintaan.
“Kalo konvesi mas tak pernah sepi permintaan. Memang banyak baju dijual bebas dipasaran, tapi kan banyak yang gak pas saat dipakai. Jadi terkadang banyak warga yang memilih untuk membawa model sendiri dan itu digarap pada penjahit,” paparnya.
Perempuan asal Kecamatan Lenteng itu mengaku, dirinya mempunyai keinginan pasca berproses di Wirausaha Muda bisa membuka usaha sendiri dibidang konveksi agar bisa membantu perekonomian keluarganya.
Dipelatihan konvesi EDTC itu, para peserta dibimbing untuk bisa menjalankan usahanya sendiri, mulai dari menggambar pola model baju, mengukur hingga pemotongan bahan. Selanjutnya peserta praktik menjahit hingga finishing. Seluruh proses itu didampingi oleh tutor profesional yang sudah sukses menjalankan usaha dibidang konveksi. (Emha/Man).