Pena Madura, Sumenep 29 April 2020 – Dampak virus Corona benar-benar sangat dirasakan oleh warga yang menggantungkan kebutuhan hidupnya pada pekerjaannya sehari-hari, seperti yang di alami keluarga Sadek (40) warga Kepulauan Sumenep yang mengadu nasib di Kota Sumenep, kini ia tinggal di gubuk bambu bersama istri dan kedua anaknya.
Sejak sebulan terakhir Sadek bersama istrinya Rusmani (33) dan kedua anaknya yang masih kecil terpaksa harus tinggal di sebuah gubuh bambu berukuran sekitar 4 X 4 Meter yang dibangunnya sendiri, gubuh bambu yang menjadi tempat tinggalnya itu dibangun di atas tanah milik kerabatnya di Desa Batuan Sumenep.
“tanahnya numpang punya kerabat istri saya, warungnya ini bangun sendiri bahannya sebagian di kasih orang,” kata Sadek, rabu (29/04/2020).
Ia mengaku sudah tinggal di Sumenep sekitar empat empat tahun lalu, awalnya ngekos bersama istrinya di Desa Kolor Kecamatan Kota, namun sejak adanya virus corona beberapa bulan lalu, ia banyak kehilangan pekerjaan sehingga tak punya uang untuk bayar kost.
“Dulu saya kost di Kolor tapi sejak adanya corona ini saya banyak kehilangan pekerjaan sehingga tak punya uang untuk bayar kost,” katanya.
Sebelum memutuskan mengadu nasib di Sumenep, Sadek yang merupakan warga Desa Torjek Kecamatan kangayan dan istrinya Rusmani dari Desa Pabian kecamatan Arjasa Pulau Kangean mengaku pernah menjadi TKI ke Malaysia, mereka mengaku memutuskan untuk mencari pekerjaan di Sumenep karena di Pulau tidak memiliki apa-apa.
Saat anaknya yang pertama sudah masuk Sekolah dasar di kelurahan karangduak, setiap hari Sadek mengaku mencari nafkah serabutan untuk makan sehari-hari, sedangkan istrinya di rumah menjaga anak keduanya yang masih kecil.
Selama ini mereka mengaku tidak pernah mendapatkan program bantuan kesejahteraan apapun dari Pemerintah, mungkin karena mereka warga pendatang di Sumenep.(Man/Emha)