Pena Madura, Sumenep, 04 November 2019 – Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2019 dilingkungan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep, Madura, Jawa Timur, ditutup dengan Tasyakuran dan Khotmil Qur’an.
Kegiatan yang digelar di Gedung Graha Adi Poday, Kolor, Sumenep pada Minggu siang (03/11/19) itu dihadiri pula Forkopimda Sumenep, semua jajaran struktur NU Sumenep, mulai dari Pengurus Cabang, Lembaga, Banom, MWC, hingga Ranting NU se-Kabupaten Sumenep.
Acara dimulai pada pukul 12.00 WIB dengan pra acara pemberian hadiah pada pemenang lomba HSN 2019, tercatat ada beberapa lomba yang diselenggarakan oleh PCNU Sumenep tersebut, lomba olimpiade aswaja & ke-NU-an, lomba qira’atul qutub, lomba festival hadrah al-banjari, lomba festival drumband, lomba vlog dakwah kreatif, dan terakhir lomba selfie.
Kegiatan yang dihadiri tidak kurang dari sepuluh ribu jama’ah nahdliyyin se-Kabupaten Sumenep tersebut berjalan khidmat dan lancar, jamaah membanjiri gedung adi poday, hingga meluap keluar halaman gedung, ini menunjukkan bahwa warga Nahdliyyin Sumenep sangat antusias menghadiri kegiatan tersebut, disamping ini membuktikan kesolidan Nahdlatul Ulama di Kabupaten Sumenep.
Ketua PCNU Sumenep, KH. A. Pandji Taufiq, dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan tersebut dilaksanakan, atas dasar rasa syukur PCNU, atas terselenggaranya kegiatan HSN 2019 sejak persiapan yang sudah dua bulan sebelumnya hingga penutupan.
Beliau juga menyampaikan, bahwa sangat jarang pengurus NU Sumenep dari semua lapisan struktur bisa berkumpul dalam satu acara, dan melaksanakan khatmil qur’an.
“Saya meminta kepada kepengurusan selanjutnya, agar setiap pelaksanaan Hari Santri Nasional, agar ditutup dengan Khatmil Qur’an”, lanjut kyai Pandji.
Kegiatan ini juga mendatangkan jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dari Jakarta, KH. Adnan Anwar, sebagai pembicara pada kesempatan tersebut, yang mana beliau juga termasuk perumus Pelatihan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama, PKP NU, sekaligus Tim Instruktur Nasional PKP NU.
Pada kesempatan tersebut, Kyai Adnan, selalu mengingatkan dan mewajibkan agar warga dan kader NU khususnya, agar tetap pada jalur NU, dikarenakan menurutnya, saat ini, hanya Nahdlatul Ulama-lah yang bisa menjadi penyangga peradaban dunia.
“Saat ini, seluruh dunia melirik dan mencari Nahdlatul Ulama, sebagaimana yang di dawuhkan oleh al-Habib Umar Ibn Hafidz Yaman, jika tidak ada Nahdlatul Ulama, maka faham Ahlus Sunnah wal Jama’ah di Indonesia ini sudah lama hilang” tegas Kyai Adnan.
Beliau juga menambahkan, bahwa tanda tanda yang di isyaratkan Nabi Muhammad, tentang pasukan Imam Mahdi di akhir zaman adalah orang orang Nahdlatul Ulama.
“Tetaplah menjadi warga NU, dan jagalah keluarga kita beserta semua sanak family kita agar tetap NU yang menganut faham Ahlus Wal Jamaah,” dawuhnya. (Emha/Man).