SILPA Sumenep Capai 486 M, SBC Minta Pemerintah Kaji Ulang Realisasi APBD

oleh
Peserta Diskusi Bedah APBD Sumenep oleh Sumenep Budget Center (SBC)

Pena Madura, Sumenep 01 Juli 2019 – Kondisi Pembangunan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, sejak enam tahun terakhir dinilai stagnan bahkan cenderung menurun. Hal tersebut terungkap saat sejumlah aktivis Sumenep Budget Center (SBC) melakukan diskusi membedah APBD Sumenep tahun 2013 hingga tahun 2018, ternyata SILPA-nya terus meningkat bahkan tahun 2018 mencapai 486 M.

Dalam diskusi bertajuk membedah APBD Sumenep yang digelar di salah satu café di Jalan Raung Pabian, Kota Sumenep, Minggu (30/06/2019), diketahui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sumenep setiap tahun terus meningkat, namun Pendapatan Asli Daerah Sumenep sangat kecil hanya sekitar 10 persen dari nilai total APBD.

“APBD Sumenep ini sangat besar namun pembangunan di Sumenep sangat jelek ini aneh,” kata Ismail Amir, pemateri diskusi Bedah APBD Sumenep.

Ismail Amir, yang merupakan direktur Lembaga Fitra Surabaya kemudian memaparkan data APBD Kabupaten Sumenep sekaligus SILPA atau sisa anggaran setiap tahun yang angkanya terus meningkat.

Tahun 2013 APBD Sumenep sebesar Rp. 1,4 Triliun SILPA (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan, yaitu selisih antara surplus/defisit anggaran dengan pembiayaan netto) Rp. 290 Miliar. 2014 APBD Sumenep Rp. 1,6 Triliun dan SILPA Rp. 275 Milia.

Begitu juga tahun 2015 APBD Sumenep Rp. 1,9 Triliun, SILPA 291 Miliar. 2016 APBD Sumenep Rp. 2 Triliun SILPA Rp. 289 Miliar. 2017 APBD Sumenep Rp. 2, 1 Triliun dan SILPA Rp. 404 Miliar. bahkan tahun 2018 APBD Sumenep Rp. 2, 2 Triliun dan SILPA sebesar Rp. 486 Miliar.

Hairullah, salah satu aktivis penggagas Sumenep Budget Center (SBC) mengaku heran dengan APBD Sumenep yang terus meningkat namun pembangunan hampir tidak ada, baik di daratan maupun di Kepulauan, sementara sisa anggaran setiap tahun terus meningkat.

“Ini sangat aneh kenapa APBD terus meningkat sementara pembangunan di Sumenep hancur,” terang Hairullah.

Hairul, yang merupakan tokoh pemuda kepulauan mengaku sangat prihatin dengan kondisi Sumenep yang nyaris tertinggal dari daerah lain dari segala aspek pembangunan. Oleh karenanya ia meminta Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk menganalisa ulang rencana Pembangunan Sumenep kedepan agar APBD Sumenep yang besar bisa dirasakan oleh rakyat.

“Saya minta Pemerintah menganalisa ulang rencana pembangunan di Sumenep dan sisa anggaran itu jangan disimpan, lebih baik dimanfaatkan untuk pembangunan Sumenep,” pungkasya. Man/Emha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *