Sidak Pasar Anom Blok A, Komisi II Temukan Banyak Tahi Tikus

oleh
Ketua Komisi II DPRD Sumenep, Nurus Salam bersama anggota saat di Pasar Anom Blok A lantai II

Pena Madura, Sumenep, 13 Februari 2019 – Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) ke Pasar Anom Blok A Lantai Dua.

Dalam sidaknya, Komisi II menemukan banyak rolling kios pasar terbuka dan tidak dikunci. Sementara lantainya sudah sangat kotor dan kumuh dengan banyaknya tahi tikus yang berserakan. Pemandangan tahi tikus itu, tak hanya diluar kios, didalamnya pun tak kalah banyak dan mengeluarkan bau busuk.

Sidak Komisi II itu dilakukan, karena hingga kini tak satupun ada pedagang yang berminat, alih-alih menempati. Sehingga bangunan yang dibangun dengan anggaran milyaran rupiah itu terkesan mubadzir dan sia-sia.

Ketua Komisi II DPRD Sumenep, Nurus Salam, menganggap pemanfaatan Pasar Anom Blok A hingga kini belum maksimal. Ia menyayangkan pengelola tidak tanggap menyikapi permasalah ini.

Menurutnya, seharusnya pengelola pasar bisa segera mengambil langkah kongkrit dan mencari jalan keluar, tidak membiarkan mangkrak hingga hampir tiga tahun.

“Pengelola Blok A ini seharusnya bisa memaksimalkan dan memanfaatkan betul-betul untuk para pedagang yang ada di Pasar Anom ini,” katanya. Rabu (13/02/2019).

Menurut pria yang akrab disapa Uyuk itu, pengelola seharusnya memilih metode yang pas dan tepat agar supaya pasar ini bisa diminati pedagang. Karena jika dibiarkan kosong maka fasilitas pasar tidak menutup kemungkinan lambat laun akan rusak.

“Harus dicarikan cara bagaimana pedagang bisa menempati, atau bisa dengan menyewa lokasi ini,” tambahnya.

Terkait mahalnya kios blok A, politisi Partai Gerindra tersebut mengungkapkan, jika beberapa waktu lalu sebenarnya pengelola sudah mempunyai program untuk menggratiskan biaya ditahun pertama, namun lagi-lagi tidak diminati pedagang.

“Satu tahun pernah digratiskan, baru kemudian setelah itu akan dikenakan sewa lokal yang ditempati. Namun belum ada ketertarikan dari pedagang,” jelasnya.

Pihaknya mengaku sudah beberapa kali melakukan evaluasi bersama pengelola, dalam hal ini Bank BPRS Bhakti Sumekar. Bahkan sempat akan dijadikan pasar khusus meskipun lagi-lagi rencana itu tak diminati pedagang.

Menanggapi kosongnya Pasar Anom Blok A lantai dua, Asy’ari, Pelaksana UPTD Pasar Se Kabupaten Sumenep mengaku tidak tahu menahu. Menurutnya, semua pengelolaan pasar ini oleh BPRS, mulai dari pendaftaran, keamanan hingga kebersihannya.

“Sejauh ini memang dikelola oleh BPRS. Semuanya, kebersihannya, keamanannya  dan pendaftarannya dari BPRS.

Pihaknya mengaku sempat berkoordinasinya dengan BPRS untuk pemanfaatan bangunan lantai dua Blok A. Rencananya pedagang yang ada dilingkaran tengah Pasar Anom akan dimasukkan ke lantai dua, tapi rencana itu tidak disetujui para pedagang.

Pasar Anom Blok A itu diresmikan pada tahun 2016 silam. Waktu peresmiannya pun tak main-main bertepatan dengan momentum sakral yang sulit dilupakan yakni pas Hari Jadi Sumenep ke 747.

Meski begitu, jangankan menjadi kado manis untuk Sumenep, keberadaannya saat ini justru menjadi kado pahit buat pedagang. Karena berdasarkan informasi yang beredar harganya tak mampu dijangkau pedagang. (Emha/Man).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *