Sekeluarga Tinggal di Gubuk Bambu, Sejumlah Pihak Bersimpati Memberikan Bantuan

oleh
Ketua KWK Berikan Beras dan Masker kepada keluarga yang tinggal di gubuk bambu

Pena Madura, Sumenep 30 April 2020 – Sejumlah pihak mulai berempati kepada keluarga warga kurang mampu yang tinggal di gubuk bambu di Desa Batuan Sumenep karena tidak punya tempat tinggal. Salah satunya datang dari Komunitas warga kepulauan yang datang dan memberikan bantuan beras untuk meringankan beban mereka.

Saat ditemuai ketua komunitas warga kepulauan, Rusmani (33) ibu dua anak tersebut menceritakan perjalanan hidupnya hingga akhirnya tinggal di rumah bambu yang dibangun di atas tanah kerabatnya tersebut, ia mengaku sebelumnya tinggal di rumah kost bersama suaminya di Desa Kolor, namun sejak tiga bulan ia tak sangggup membayar sewa kostnya karena suaminya tidak bekerja sejak adanya virus corona.

“dulu saya ngekost di kolor, tapi sejak dua bulan kemaren saya pindah kesini karena disana tidak kuat bayar kost,” kata Rusmani, warga kurang mampu, Kamis (30/04/2020).

Rusmani (33) merupakan istri dari Sadik (40) warga Torjek Kecamatan kangayan Kepulauan Kangean, empat tahun lalu mereka mengadu nasib ke daratan Sumenep, suaminya bekerja sebagai kuli bangunan, namun sejak adanya pandemi covid-19 tidak ada job sehingga kehilangan penghasilan.

“sejak tiga bulan lalu suaminya saya nganggur sejak adanya corona sampai sekarang kadang kerja kadang enggak,” terang peremuan dua anak tersebut.

Sementara itu Syafi’uddin ketua komunitas warga kepulauan mengaku sangat prihatin melihat kondisi warga yang hidup dalam kondisi serba terbatas bahkan jauh dari cukup, padahal saat ini pemerintah banyak program kesejahteraan untuk warga kurang mampu.

“menurut saya sangat memprihatinkan masih ada warga Indonesia hidupnya bukan hanya miskin memang tidak punya,” kata Safiudin, ketua komunitas warga kepulauan.

Apalagi lanjut Piu panggilan akrabnya, mereka itu tinggal di rumah berukuran 4 X 3 tanah masih numpang kepada kerabatnya, bahkan tidak punya kamar mandi apalagi tempat buang air besar juga tidak ada, ternag ASN PA Probolinggo yang hoby bergerak di kegiatan sosial tersebut.(Rul/Emha)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *