Ramah Bagi Kesehatan, Said Abdullah Ajak Masyarakat Madura Gemar Makan Jagung

oleh
MH Said Abdullah, Ketua Badan Anggaran DPR RI asal Sumenep

Pena Madura, Sumenep, 6 Mei 2021 – Kebiasaan makan jagung pada masyarakat Madura sejak tempo dulu, sangat ramah bagi kesehatan. Terbukti, para nenek moyang Madura sehat dan bugar tanpa gangguan berarti.

Kebiasaan itu mencoba dihidupkan kembali oleh Anggota DPR RI dari Dapil XI Jawa Timur (Madura), MH Said Abdullah, yang menyerukan agar masyarakat Madura untuk kembali gemar makan Jagung sebagai pengganti beras.

Apalagi, Pulau Madura merupakan salah satu kawasan yang menjadi tulang punggung penghasil jagung nasional. Selain jagung hibrida, di Madura juga terdapat banyak varietas jagung lokal, seperti Burda, Guluk-guluk, dan Pod, yang menurutnya memiliki keunggulan tersendiri, mulai dari rasa, hingga daya tahan jika disimpan.

“Jatim berkontribusi 21,8% produksi jagung nasional, dan suplai terbesarnya dari Madura. Selain jagung hibrida, di Madura banyak variestas jagung lokal seperti; burda, guluk guluk, dan pod. Bahkan varietas lokal ini dari sisi rasa jauh lebih gurih, jumlah bijian isinya kebih banyak dan lebih tahan lama bila dilakukan penyimpanan,” kata Said dalam keterangan resminya, Rabu (5/5/2021).

Menurut Politisi PDI Perjuangan itu, makan jagung merupakan kebiasaan leluhur orang madura sebelum era 80 an, di mana penduduk di pulau garam bertumpu pada basis pangan lokal, yang kemudian akan menguatkan daya tahan ekonomi warga setempat.

“Mari kembali beralih makan jagung sebagai pengganti beras seperti leluhur orang Madura di era sebelum tahun 80 an. Dengan bertumpu pada basis pangan lokal, akan menguatkan daya tahan ekonomi pangan warga Madura,” kata Ketua Banggar DPR itu.

Dari sisi gizi dan kesehatan, terangnya, jagung memiliki Indeks glikemik yang rendah sehingga sangat ramah bagi penderita diabetes. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF), Indonesia berstatus waspada diabetes karena menempati urutan ke-7 dari 10 negara dengan jumlah pasien diabetes tertinggi.

“Prevalensi pasien pengidap diabetes di Indonesia mencapai 6,2 persen, yang artinya ada lebih dari 10,8 juta orang menderita diabetes per tahun 2020,” tutupnya. (Emha/Man).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *