Penamadura.com, Sumenep 29 November 2018 – Warga Pulau Pagerungan Besar Kecamatan Sapeken, terpaksa harus bertaruh nyawa saat hendak naik ke atas kapal yang akan berlayar ke daratan Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, sebab di Pulau yang kaya Migas tersebut tidak ada Dermaga untuk berlabuh kapal besar seperti Perintis.
Pulau Pagerungan Besar merupakan salah satu dari 48 Pulau berpenduduk yang ada di Kabupaten Sumenep, salah satu perusahaan minyak dan gas Kangean Energi Indonesia sudah puluhan tahun melakukan eksploitasi migas di wilayah Pulau Pagerungan. Namum meski memiliki sumber daya alam di sektor migas yang melimpah, Pulau ini ternyata belum memiliki dermaga untuk sandar kapal besar seperti kapal perintis tol laut KM. Sabuk Nusantara 115.
Akibat tidak adanya dermaga untuk melakukan bongkar muat penumpang atau bersandar, Kapal perintis yang singgah di Pulau Pagerungan Besar seperti KM. Sabuk Nusantar 115 terpaksa harus melakukan menaikkan penumpang ditengah laut,calon penumpang terpaksa harus naik perahu kayu dari dermaga kecil menuju ke kapal yang ada ditengah laut dan baru kemudian naik ke atas kapal.



“memang gak ada dermaganya untuk kapal hanya ada dermaga untuk perahu, jadi penumang harus naik perahu baru naik ke atas kapal,” kata Zainul, Salah satu Penumpang, Kamis (29/11/2018).
Kondisi ini sudah berlangsung sejak kapal besar atau kapal perintis mampir ke Pulau Pagerungan Besar sekitar setahun terakhir, biasaya selama ini kapal perintis hanya mampir di Kecamatan Sapeken yang memang ada dermaga khusus kapal besar untuk ngangkut penumpang tujuan Banyuwangi atau Daratan Sumenep.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Sumenep, Sustono, mengaku secara resmi pihaknya belum mendapatkan laporan terkait adanya bongkar muat penumpang ditengah laut tersebut, namun ia mengaku sudah mengetahui kondisi tersebut dari laporan warga.
“kemaren itu WA ke saya Foto-foto kegiatan ditengah laut itu dari warga sapeken Husen namanya,” kata Sustono, Kepala Dinas Perhuhungan Sumenep.
Sustono, mengaku pihaknya telah mengirimkan surat usulan ke kementerian perhubungan tentang kondisi bongkar muat penumpang ditengah laut di Pulau Pagerungan Besar, sehingga kementrian perhubungan baru merencanakan pembangunan Dermaga tahun 2020 nanti.
“kalau pembangunan Dermaga yang Pagerungan Besar itu direncanakan tahun 2020 karena masih ada uji kelayakan nanti,” jelas Sustono.
Kegiatan bongkar muat penumpang ditengah laut tersebut sebenarnya sangat berbahaya untuk keselamatan jiwa penumpang, apalagi jika kondisi cuaca tidak bersahabat, sehingga pihak operator kapal harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi cuaca laut saat akan melakukan bongkar muat atau menaikkan penumpang di tengah laut.Man/Emha