Pena Madura, Sumenep 17 Juni 2019 – Memasuki musim kemarau para petani mulai menanam Tembakau, namun petani harus lebih banyak mengeluarkan modal karena bibit tembakau saat ini cukup mahal. Sedangkan pemerintah tidak bisa berbuat banyak membantu kemudahan petani mendapatkan bibit murah.
Meski harga tembakau selalu tidak pasti karena bergantung kepada selera pabrikan, petani tetap saja menanam tembakau karena sudah menjadi pekerjaan mereka setiap hari.
Sejumlah petani mengaku bahkan harus menjual hewan ternaknya untuk tambahan modal bertani dan sewa lahan, apalgi bibit tembakau saat ini harganya lebih mahal per seribu batang mencapai Rp. 20 hingga 25 ribu.
“saya jual sapi untuk modal sewa lahan, beli bibit, pupuk dan ongkos pekerja,” kata Asmuna (35) salah satu petani di Desa Gedungan Kecamatan Batuan Sumenep, Senin (17/06/2019).
Untuk sewa lahan perpetak sekitar 7-8 juta rupiah satu tahun, satu petak bisa ditanami sekitar 15 hingga 20 ribu batang tembakau.
“sekarang saya nanam 30 ribu mudah-mudahan cuaca mendukung dan hasilnya bagus sehingga harga tembakau juga bagus,” terang Asmuna.
Sementara itu terkait harga bibit tembakau yang dirasa cukup mahal, Pemerintah Kabupaten Sumenep ternyata tidak bisa berbuat banyak. Abdul Hamid, Kepala bidang Perkebuhan, Pihaknya melalui para petugas penyuluh hanya menyediakan bibit sebagai stimulus aja yang diberikan secara Cuma-Cuma kepada petani melalui penyuluh.
“Dinas sudah melakukan pembibitan tembakau yang diberikan secara Cuma-Cuma kepada masyarakat,” kata Abdul Hamid, Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Sumenep.
Hamid, mengaku Dinas pertanian sebenarnya memiliki tiga lokasi pembibitan varisitas murni yaitu tembakau prancak 95 T1 dan N1, namun jumlahnya sangat terbatas, sehingga petani yang tidak kebagian harus membeli sendiri diluar yang disediakan dinas pertanian.
“yang dari dinas diberikan secara Cuma-Cuma artinya sebagai perangsang saja agar varitas unggul dari sumenep tetap dipertahankan,” terang Hamid.
Tahun 2019 ini Pemerintah Kabupten Sumenep memploting area tanam tembakau gunung dan kebun sebanyak 21.891 hektar, Dinas pertanian meminta masyarakat agar mengutamakan lahan kebun dan gunung, namun pemerintah juga tidak melarang petani menanam tembakau disawah.Man/Ema