Pena Madura, Nasional, 29 Desember 2022 – Bertindak ilmiah dan membangun jati diri bangsa merupakan kunci sukses dalam upaya mempercepat penurunan stunting di Indonesia.
Hal tersebut merupakan intisari dari tausiah yang disampaikan Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya dalam Sosialisasi dan Pembekalan untuk mempercepat menurunkan stunting bagi para penyuluh agama dan penyuluh KB yang digelar di Gedung H.A. Djunaid Convention Centre Kawasan Pondok Pesantren Modern Alqur’an Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (28/12/2022).
Sosialisasi dan pembekalan yang diikuti ratusan penyuluh agama, penyuluh KB, dan guru-guru sekolah itu digelar oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam program KIE (komunikasi, informasi, edukasi) dengan Kementerian Agama RI.
Kepada para penyuluh agama, penyuluh KB dan guru-guru yang hadir dari Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, dan Kabupaten Batang, Habib Luthfi mengatakan ilmu agama bukan dogma semata atau persoalan menjalankan ibadah saja.
“Saya kagum terutama di dalam Juz Amma. Dalam QS At-Tariq: in kullu nafsil lammaa “alaihaa haafizh. Kita tidak menafsirkan hanya untuk kepentingan ubudiyah dari segi ibadah.
Tetapi secara ilmiah di dalam firman tersebut,” kata Habib Luthfi.
Menurut Habib Luthfi, masih banyak tugas yang harus diselesaikan sebagai sesama bangsa Indonesia.
“Pe er (pekerjaan rumah) kita masih sangat panjang, jumlah manusia semakin bertambah. Apa yang sudah kita lakukan untuk menjawab tantangan umat dan bangsa,” ujar Habib Luthfi.
Habib Luthfi menyebutkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah orang yang cerdas. Terbukti dari dibangunnya Candi Borobudur yang tahan dalam menghadapi erupsi Gunung Merapi dan juga gempa bumi.
“Generasi kita seharusnya cerdas tetapi mundur. Mungkin karena makanan.
Getaran dan erupsi gunung merapi. derasnya air dalam membangun Borobudur, orang dulu sudah jauh memikirkan,” ujar dia.
Selanjutnya Habib Luthfi yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden ini mengajak para peserta yang hadir untuk menanamkan nasionalisme yang kuat dan membentuk jati diri bangsa untuk meningkatkan kecerdasan anak-anak Indonesia.
Dia mencontohkan jati diri bangsa itu ibarat air laut yang menerima jutaan liter air hujan tetapi tidak berubah tawar atau menerima air limbah namun tetap menjadi air yang tidak meracuni dan mematikan.
“Mari kita lihat Indonesia mendidik anak-anak menjadi jembatan emas. Siapa lagi kalau bukan kita untuk mencerdaskan bangsa Indonesia,” ujar Habib Luthfi mengakhiri tausiahnya.
Sementara itu sebelum Habib Luthfi menyampaikan tausiahnya, Kepala BKKBN Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengatakan BKKBN mengemban amanah meningkatkan kualitas sumber daya manusia. BKKBN menjadi pusat melahirkan generasi unggul.
“Hal ini sesuai amanah dari Pak Presiden, BKKBN sebagai ketua tim percepatan penurunan stunting. Luar biasa Habib Luthfi bisa membekali para penyuluh agama,” kata Hasto.
Hasto menyebutkan Indonesia adalah Bangsa yang kuat.
“Kita adalah bangsa yang unggul. Insya allah bisa mewarisi generasi yg hebat dan unggul,” tegas Hasto.
Karena itu untuk mengejar target menurunkan stunting 14 persen pada 2024 bukan tugas yang ringan namun dengan dukungan dari para penyuluh agama hal itu bisa dicapai.
“Kejar target 14 persen, tidak ringan. Jawa Tengah jadi contoh, prevalensi stunting rendah,” ujar Hasto.
“Daging sapi tidak lebih baik dari ikan lele. Cegah stunting tdk perlu mahal. Gerakan keluarga dalam pola makan merupakan upaya untuk.mengatasi stunting. Tidak harus beli dan beli (bahan pangan) tetapi dapat dari lingkungan rumah,” tutupnya. (Red/Emha).