Peringati Harlah NU Ke-93, Ribuan Warga Sumenep Hauli Muassis NU

oleh

Pena Madura, Sumenep, 02 Februari 2019 – Dalam rangka memperingati hari lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke-93, Pengurus Cabang (PC)NU Kabupaten Sumenep, MADURA,  jawa Timur mengadakan Haul Muassis NU dan Tausiyah Ke-NU-an. Ribuan jamaah NU dari berbagai wilayah di Sumenep hadir dalam kegiatan ini.

Acara yang digelar di Gedung Adi Poday, Desa Kolor, Kecamatan Kota Sumenep itu, Selain dihadiri puluhan masyayikh dan pengasuh pondok pesantren, juga dihadiri Ketua PWNU Jawa Timur (Jatim), KH. Marzuki Mustamar.

Kegiatan itu sebagai napak tilas kaum nahdliyin dalam merekatkan dan memperkuat jam’iyah diniyah wa ijtima’iyah ahlussunnah wal jamaah an-nahdliyah atau organisasi keagamaan dan kemasyarakatan.

Ribuan jamaah memulai acara dengan istighosah yang dipimpin oleh Rois Syuriah PCNU Sumenep, KH. Taufiqurraham FM. Sementara yang bertindak sebagai penceramah yakni KH. Marzuki Mustamar, selaku ketua PWNU Jatim.

Ketua PCNU Sumenep, K. Panji Taufiq berharap, dengan digelarnya Haul Muassis itu, warga NU khususnya di Sumenep tetap bersatu. Saling menguatkan satu sama lain dan tidak mudah terpecah belah dengan isu dan berita bohong.

“Semoga warga NU tidak termakan hoax, karena banyak hoax itu diciptakan untuk menghancurkan NU. Makanya dengan haul ini warga NU bisa bersatu, mulai dari tingkatan keluarga, ranting dan anak ranting,” terangnya. Sabtu (02/02/2019).

Menurutnya, jika NU bersatu maka NU akan kuat. Karena jika NU kuat, NKRI juga akan kuat.

Sementara Ketua PWNU Jawa Timur. KH. Marzuki Mustamar berpesan agar warga NU menjaga tiga hal. Tiga hal tersebut diantaranya menjaga jam’iyah Ahlussunnah wal Jamaah, menjaga hubungan baik dengan para guru dan menjaga negara.

“Siapapun gurunya saat ini, baik habaib maupun orang jawa jangan sampai melupakan guru yang terdahulu. Mereka sanadnya nyambung dengan rosulullah dan Mbah Hasyim Asy’ari,” katanya.

KH. Marzuki memberikan pesan khusus pada kader NU ditengah dinamika perpolitikan negeri ini. Ia meminta jangan sampai memecah belah dan jangan sok jadi pahlawan dengan mengaku paling NU.

“Jangan sok mau meng-NU-kan siapapun, toh nanti gak kuat dialah yg ikut mereka. Sekiranya gak kuat mendingan tetap berkumpul sesama NU,” tegasnya. (Emha/Man)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *