Pengrajin Batik Ajak Millenial Belajar Sejarah Melalui Kerajinan Membatik

oleh
Pemuda Millenial Sedang MembatikTematik

Pena Madura, Sumenep 2 Oktober 2019 – Batik tidak hanya kain bergambar yang bisa bernilai ratusan ribu bahkan jutaan rupiah, namun batik tulis juga bisa menjadi media untuk mengajak para pemuda millennial tertarik untuk belajar sejarah peninggalan masalalu.

Seorang pemuda pengrajin batik tulis di Desa Pandian Kecamatan Kota Sumenep,Fauzi, patut dicontoh para pengusaha batik lainnya di Sumenep, hobbinya menekuni dunia usaha kerajinan batik tulis tidak hanya ingin mendapatkan keuntungan materi semata, namun ia ingin mengajak para pemuda millennial melestarikan sejarah dalam dunia batik.

“kita di tematik itu bagaimana nilai-nilai sejarah bisa tersampaikan kepada anak-anak millennial,” kata Fauzi, Pengrajin Batik tulis Tematik, Rabu (02/10/2019).

Menurut Fauzi, Batik tidak hanya sekedar kain bergambar saja tetapi bagaimana seseorang itu punya hubungan emosional dengan apa yang mereka pakai yang berkaitan dengan destinasi kedaerahan seperti tema labeng agung yang bercerita tentang labeng misem, Masjid Jamik. Malate sato’or yang anak muda banyak tidak tahu itu apa artinya.

“media itu untuk mengedukasi tentang sejarah dan apapun yang mulai punah tentang sejarah,” terangnya.

Ternyata batik tematik yang diproduksi Labatik Sumenep tersebut mendapat respon sangat positif di pasaran sehingga sering kebanjiran orderan sementara pengrajin batik anak muda masih terbatas, sehingga pihaknya Labatik sering bekerjasama dengan instansi lain seperti Lapas yang memang sudah memberikan pelatihan keterampilan membatik pagi para napi.Man/Emha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *