Pengambilan Paksa Jenazah di RSI, Keluarga Jalani Tracking Tes Rapid Antigen

oleh

Penamadura, Sumenep 27 Januari 2021 – Sedikitnya 28 warga yang ikut andil dalam pengambilan paksa jenazah terkonfirmasi COVID-19 di rumah sakit Islam (RSI) Garam Kalianget Sumenep dilakukan test rapid antigen, warga dari keluarga jenazah sempat menolak dilakukan test rapid karena takut di isolasi.

PJ Kepala Desa Nambakor Kecamatan Saronggi, Bambang Risdiyanto bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Sumenep melakukan tracking test rapid antigen terhadap warga yang terlibat dalam pengambilan paksa jenazah S (47) warga Desa Nambakor yang meninggal dunia di RSI karena terpapar COVID-19

PJ Kepala Desa Nambakor, mengatakan pihaknya telah mengundang sebanyak 26 warga yang merupakan kontak erat pasien COVID-19 yang meninggal dunia di RSI Garam Kalianget pada Minggu (24/01), namun yang datang ada sekitar 23 orang.

“undangan yang kami sebar ada 26, namun yang datang sekitar 23 orang ke Balai Desa,” kata Bambang Risdiyanto, Rabu (27/01/2021).

ketika datang di balai warga ternyata sempat menolak saat akan di test rapid antigen, bahkan warga sempat mau pulang, aparat Desa bersama anggota kepolisian dan TNI terus membujuk warga agar bersedia dilakukan test rapid antigen.

“Warga sempat menolak di rapid karena takut di isolasi dan sebagainya, setelah kami jelaskan akhirnya mereka bersedia di test,” kata Bambang.

Humas Polres Sumenep Akp. Widiarti menagakan pihaknya bekerjasama dengan Dinas Kesehatan menindak lanjuti pengambilan paksa jenazah di RSI Garam Kalianget dengan melakukan test rapid antigen, pihaknya dari Kepolisian dan TNI melakukan pengamanan.

“Rapid tes antigen menindaklanjuti kejadian pengambilan paksa jenazah, jadi dari aparat kepolisian koordinasi dengan dinkes dan hari ini dinkes dengan puskesmas saronggi melakukan rapid tes antigen, personel pengamanan dari polres dan dari kodim sekitar 25 orang,” terang Widiarti, Humas Polres Sumenep.

Namun hingga siang ternyata warga yang datang lebih dari undangan yang disebar oleh pihak Desa, karena warga yang datang ternyata sampai 28 orang, aparat Desa dan anggota Polsek juga banyak yang ikut serta dilakukan test rapid antigen.(Man/Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *