Pena Madura, Sumenep, 27 Oktober 2020 – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, pada tahun 2024 mendatang menargetkan sudah bebas dari penularan penyakit Tuberkulosis (TBC). Itu karena belakangan penularan penyakit yang menyerang saluran pernafasan tersebut semakin meningkat.
TBC masih menjadi penyakit yang menakutkan di dunia, bahkan tingkat kematian pederita juga tinggi melebihi covid-19. Oleh karena itu memerlukan penanganan massif dari semua element, termasuk di Kabupaten Sumenep.
berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, di Indonesia saat ini ada 845.000 kasus TBC, dengan angka kasus kematian per jam sebanyak 14 penderita. Di Sumenep sendiri tahun 2020 ini saja hingga bulan Oktober penderita TBC mencapai 1.250 orang. Kondisi ini terus mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir.
Oleh karena itu, Pemkab Sumenep berkomitmen memassifkan percepatan pencegahan dan penanggulangan TBC. Komitmen itu dibuktikan dengan melakukan Deklarasi Forum Percepatan Pencegahan dan Penanggulangan TBC.
Acara itu digelar di Aula Aria Wiraraja Pemkab Sumenep lantai dua, Selasa (27/10/2020). Hadir utusan Kementrian Kesehatan RI, Bupati Sumenep, Pimpinan SKPD, Camat, Organisasi Kesehatan, Muslimat NU, Fatayat hingga Baznas.
Bupati Sumenep, A. Busyro Karim dalam sambutannya menerangkan, pihaknya menargetkan tahun 2024 mendatang Sumenep bebas dari penyakit TBC. Kedepan Bupati Sumenep menginginkan penanganan TBC di Sumenep akan melibatkan banyak pihak dan massif seperti penangnanan Virus Corona.
“Kami berkomitmen menyediakan anggarannya. Selain itu proses tracing TBC kedepan bisa seperti covid-19 untuk mempermudah penanganannya,” katanya, Selasa (27/10/2020).
Suami Nurfitriana itu meminta agar seluruh elemen masyarakat satu semangat dalam hal pananggulangan TBC. Apalagi Pemerintah mulai Pusat, Provinsi hingga Kabupaten/Kota berkomitmen untuk mengeliminasi penyakit saluran pernafasan itu.
“Makanya Kedepan ini harus ada program bersama di beberapa OPD dalam hal penanganan TBC. Penyakit ini keberadannya tidak bisa dilepaskan dengan kondisi masyarakat kita mulai dari faktor pendidikan, pola hidup hingga kemiskinan,” tutupnya. (Emha/Man).