Pena Madura, Sumenep 14 April 2018 – Populasi Kucing Fusok di Pulau Ra’as sudah hampir punah, hal ini di duga karena kucing khas asli Kabupaten Sumenep itu di perjual belikan secara bebas. Warga Pulau Ra’as meminta pemerintah segera membuat regulasi untuk melindungi hewan mamalia karnivora yang mulai banyak di cari para pecinta kucing tanah air.
Salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Sumenep untuk melindungi kucing asli Sumenep, yaitu kucing Fusok yang berkembang biak di Pulau Ra’as, yaitu dengan menggelar kontes Kucing Internasional, tujuannya adalah untuk memperkenalkan kucing fusok kepada dunia sebagai salah satu kekayaan potensi yang di miliki Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur.
“Kita ingin memperkenlkan kepada dunia bahwa Kucing Fusok adalah asli dari Pulau Ra’as Sumenep jangan sampai di akui oleh orang lain,” kata Yulian Susanty, Ketua Cat Fancy Indonesia yang menjadi panitia kontes Kucing Internasional di Kabupaten Sumenep, Sabtu (14/04/2018).
Untuk membuktikan kepada dunia bahwa kucing Fusok adalah asli dari Pulau Ra’as Sumenep, Santi sapaan akrab Yulian Susanty, mengaku telah melakukan pengamatan dan penelitian soal kucing Fusok ini sejak tahun 2005.
“Kami sedang melakukan riset tolong bantu kami tolong jaga populasi kucing ini jangan sampai lepas dari pulau ra’as karena kalau lepas kita tidak bisa ngontrol,” kata Santi menambahkan.
Suryadi Syah, warga Pulau Ra’as, meminta Pemerintah Kabupaten Sumenep, segera membuat regulasi untuk melindungi agar kucing fusok ini tidak punah dan tidak perjual belikan secara bebas, karena saat ini Populasinya sudah tinggal sedikit di Pulau Ra’as.
“Pemerintah perlu membuat regulasi yang melindungi kucing ini agar tidak punah karena di perjual belikan secara bebas,” kata Suryadi Syah, Warga Pulau Ra’as.
Menurut Suryadi, Kucing Fusok ini asli endimik dari Pulau Ra’as dan sangat sulit berkembang biak di luar Pulau Ra’as, dan saat ini banyak orang yang ingin memiliki Kucing tersebut karena memang bentuknya yang bagus dan memiliki banyak keunikan di banding kucing lokal lain.
Sementara itu Bupati Sumenep, A. Busro Karim, mengaku telah berbicara dengan wakilnya Ahmad Fauzi dan Ibu Santi sebagai ketua Cat Fancy Indoesia, untuk membuat semacam base camp atau lembaga konservasi khusus kucing Ra’as ini agar bisa di kembangbiakkan dengan baik dan tidak punah.
“Kita semua harus ikut menjaga mengantisipasi agar jangan sampai punah dan saya dengan pak wabup sudah bicara akan membuat tempat khusus untuk menjaga kucing ra’as ini agar terus berkembang biak,” kata A. Busro Karim, Bupati sumenep.
Kontes kucing internasional ini di hadiri juri dari luar negeri, Lesley Morgan dari Tasmania dan Awaludin Ja’far dari Malaysia, harapana pemerintah kucing Ra’as ini bisa di kenal di dunia internasional sehingga kucing yang satu ini tidak di akui oleh negara lain. (Man/ Emha).