Pembangunan Pasar Ganding Tak Sesuai Site Plan, Disperindag Mengaku Tak Cukup Anggaran

oleh
Kondisi Pasar Ganding saat ini pasca pembangunan tahun 2018 hingga 2019

Pena Madura, Sumenep, 13 Agustus 2020 – Pembangunan Pasar Ganding, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang direalisasikan tahun 2018 dan 2019 hingga kini masih menyisakan berbagai persoalan. Bahkan, pembangunan pasar itu dikeluhkan karena tak sesuai Site Plan.

Menanggapi itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sumenep, melalui Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumenep, Ardiansyah mengungkapkan, jika anggaran sebesar Rp 5,4 miliar untuk pembangunan pasar tersebut belum cukup untuk merealisasikan fasilitas pasar.

Oleh karena itu, untuk pengadaan fasilitas berupa tempat parkir, penerangan serta air, pihaknya manargetkan akan terealisasi di tahun 2021 mendatang. Sementara untuk menampung luapan jumlah pedagang, pihaknya membiarkan pedagang membangun sendiri.

“Bangunan pedagang itu dengan catatan sudah ada izin dari pihak Disperindag. Jika tidak ada izin, sewaktu-waktu lahannya akan kami ambil, mereka harus menyerahan. Untuk parkir itu alokasinya sebenarnya di depan. Saat ini belum ada karena setiap hari sebenarnya kosong,” terangnya.

Pasar Ganding yang ada saat ini dikeluhkan masyarakat, khususnya para pedagang yang menilai adanya ketidak sesuaian pengelolaan pasar tersebut.

“Pasca dibangun, pasar ini sudah beroperasi setahun lebih. Namun sampai saat ini, fasilitas- fasilitas seperti lampu dan air masih belum tersedia. makanya untuk penerangan kami mamasang kilometer sendiri,” ujar Sukianto, salah seorang pedangang asal Desa Parebbeen Ganding. Rabu (12/08/2020).

Kondisi ini juga mendapat sorotan dari Imam Hanafi, aktivis Komunitas Pemuda Anti Korupsi (KOMPAK) Sumenep, ia mengungkapkan jika pembangunan pasar itu, menurutnya tidak sesuai dengan site plan yang sudah ditentukan oleh Pemkab Sumenep.

Menurutnya, di pasar tersebut seharusnya tersedia tempat parkir, yakni di bagian depan dan di bagian belakang pasar. Namun, menurut Imam, kenyataan yang ada di lapangan tidak demikian.

Saat ini dibelakang pasar malah terdapat bangunan dari bambu yang dijadikan tempat berjualan oleh para pedagang. Tidak hanya itu, di depanpun juga demikian, sehingga depan pasar itu dihiasi oleh bangunan bambu.

“Seharusnya ada tempat parkir. Tepatnya di depan dan di belakang pasar. Sekarang mana, gersang. Makanya dijadikan tempat berjualan oleh para pedagang,” tuturnya.

Pembangunan Pasar Ganding itu awalnya dibangun pada tahun 2018 dengan anggaran sebesar Rp 5,4 miliar. Kemudian dianggarkan lagi Rp 5,4 miliar pada tahun 2019. (Emha/Man).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *