PCNU Sumenep Gelar Khitanan Massal Gratis 150 Anak Menyambut Hari Santri 2019

oleh
Peserta Khitanan Massal diPegangi Orang tuanya di Kantor PCNU Sumenep

Pena Madura, Sumenep 21 Oktober 2019 – Menyambut hari santri tanggal 22 oktober, ratusan anak di Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur, mengikuti khitanan massal yang diselenggarakan PCNU Sumenep.

Sejumlah anak-anak histeris ketakutan saat akan dikhitan, bahkan keluarga yang mendampinginya harus ekstra mendampinginya karena terus berontak hingga mandi keringat, namun sebagian lagi anak-anak peserta khitanan justru asyik bermain hp saat dikhitan.

Khitanan massal gratis ini mendapat respon positif anak-anak dan orang tua, salah satu peserta khitanan massal, Baihaki (4) asal Desa Legung Kecamatan Batang-Batang mengaku senang dikhitan dan mendapatkan bingkisan berupa sarung dan tas sekolah.

“senang karena dapat khitan gratis dan dapat tas sekolah,” kata Baihaki (4) salah satu peserta khitanan massal, senin (21/10/2019).

Respon positif juga disampaikan sejumlah orang tua peserta khitan, mereka berharap kegiatan khitanan massal gratis tersebut terus digelar setiap tahun agar bisa membantu para warga kurang mampu.

“semua orang tua pasti senang karena bisa bantu dari pembiayaan kalau biasa diadakan setiap tahun seperti ini,” kata Ahmad, orang tua peserta khitanan massal.

Sedikitnya sekitar 150 peserta khitanana massal dari berbagai Desa diwilayah daratan Kabupaten Sumenep, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sumenep bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Sumenep dan tenaga medis Polrels Sumenep untuk memberikan khitanan massal secara gratis kepada masyarakat kurang mampu di kabupaten sumenep.

“Target kita sekitar 150 anak khitanan massal dari wilayah daratan Sumenep,” KH. Panji Taufik, Ketua PCNU Sumenep.

Menurut Kiai Panji, Pihaknya berharap kegiatan tersebut bisa terus terlaksana setiap tahun dalam rangka menyambut hari Santri yang telah ditetapkan oleh Pemerintah pata tanggal 22 Oktober sebagai pengakuan terhadap jasa kaum santri yang ikut andil dalam merebut kemerdekaan Negara dari tangan penjajah.

“kita tentu bersyukur 22 Oktober telah ditetapkan sebagai hari santri ini bentuk konkrit pengakuan Pemerintah terhadap peran kaum santri dalam ikut merebut dan mengisi Kemerdekaan Bangsa Indonesia,” pungkas ketua PCNU Sumenep.Man/Emha

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *