Pena Madura, Sumenep, 24 September 2019 – Pasar usaha jamur di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur masih sangat menjanjikan. Selain pembudidaya masih minim, tingkat permintaan jamur baik jamur mentah maupun jamur olahan cukup tinggi.
Apalagi hingga kini di Kabupaten Sumenep belum ada pembudidaya yang mempu membuat baglog jamur sendiri sehingga jamur-jamur yang dikembangkan pengusaha di Sumenep selama ini masih mendatangkan dari luar.
Kondisi inilah yang ingin dibidik oleh Enterpreneur Training and Development Center (ETDC) Kabupaten Sumenep, dengan memberikan pelatihan intensif kepada 75 orang pemuda calon pengusaha jamur.
Pelatihan itu sudah dimulai sejak 26 Agustus 2019 lalu dan hingga kini masih terus berlangsung. Pelatihan budidaya jamur tersebut digelar di dua lokasi, di Kecamatan Kota dengan peserta 40 orang dan di Kecamatan Gapura dengan 35 orang peserta.
Pendamping pelatihan budidaya jamur EDTC, Sofiyatul insani mengatakan, pada pelatihan itu peserta diberikan materi dari mulai cara budidaya hingga proses pengolahan jamur.
“Materi kita bagi tiga, pertama materi budidaya dan pembibitan, kedua pembuatan baglog dan ketiga yakni materi olahan jamur. Kita mendatangkan pemateri dari Malang pemilik agro bisnis jamur yang sudah sukses,” katanya. Selasa (24/09/2019).
Pelatihan tersebut direncanakan berlangsung selama 25 hari karena selain penyampaian teori peserta juga langsung melakukan praktek. Dengan demikian peserta diharapkan benar-benar faham dan menguasai sehingga pasca pelatihan bisa langsung memulai usahanya.
“Alhamdulillah lancar. Bahkan saat ini peserta sudah mempu membuat beberapa produk olahan jamur. Ada jamur krispi varian rasa, pizza jamur, nugget jamur hingga cake jamur,” jelasnya.
Sofi menambahkan jika pasar baglog jamur di Sumenep juga sangat menjanjikan. Oleh karena itu peserta dari pelatihan itu diharapkan bisa membuat baglog untuk pembibitan jamur, sehingga permintaan dari pembudidaya bisa dipenuhi oleh pengusaha alumni EDTC.
“Pasarnya sangat progres, tak hanya olahan jamur tapi baglog juga. Dua pembudidaya jamur di Sumenep saat iini, baglognya mereka beli dari luar daerah baik dari Malang maupun Yogyakarta. Jadi kedepan kita yang suplai,” tambahnya.
Ia berharap peserta dari pelatihan jamur tahap pertama EDTC yang bekerjasama dengan Pemkab Sumenep itu serius dan kompak agar nantinya bisa menjadi pengusaha yang sukses dibidang budidaya dan olahan jamur.
“Jika serius saya yakin pasca pelatihan mereka akan sukses menjalankan bisnis jamur yang akan bisa meningkatkan perekonomian mereka sendiri atau bahkan bisa mengurangi angka pengangguran di Sumenep,” tutupnya. (Emha/Man).