Pena Madura, Sumenep, 05 Nopember 2018 – Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Sumenep dan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Madura, merekomendasikan pariwisata syariah untuk Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Rekomendasi tersebut dituangkan dalam Seminar bertajuk Sumenep Islamic Economic Festival yang digelar di Gedung Nasional Indonesia (GNI). Gagasan tersebut muncul karena potensi destinasi wisata religi dan kultur masyarakat Sumenep yang mayoritas muslim dan santri.
Dihadapan peserta seminar yang diikuti para santri, mahasiswa dan pemuda Sumenep tersebut, para pemateri memberikan pemaparan tentang konsep dan peluang pariwisata syariah jika diterapkan di kabupaten paling timur Pulau Madura tersebut.
Pariwisata syariah dianggap sangat cocok untuk mengembangkan pariwisata di Sumenep kedepan, tinggal bagaimana pemerintah mengambil kebijakan yang mengarah pada pariwisata yang syariah tersebut.
Fayyad, Sekretaris MES Sumenep mengatakan, ini merupakan tawaran brand untuk pariwisata Sumenep, sehingga kedepan infrastruktur dan penunjang pariwisata bisa halal atau berbasis syariah.
“Pariwisata syariah sangat cocok dan bisa dipasarkan ke nasional bahkan internasional. Kalau ini terwujud, Sumenep akan menjadi kabupaten pertama di Madura bahkan Jawa Timur dengan potensi wisata religi dan kultur masyarakat santri,” terangnya. Senin (05/11/2018).
Sementara Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Madura, Alwiyah yang menjadi pemateri dalam seminar tersebut mengaku sangat mendukung dengan pariwisata syariah di Sumenep.
Menurutnya, peluang ini harus diambil oleh Sumenep agar bisa menjual potensi pariwisatanya ke pasar internasional. Apalagi geliat pariwisata di Indonesia saat ini berkembang pesat hingga 25 persen dibandingkan dengan dunia yang hanya 5 persen.
“Saat ini, perkembangan pariwisata di Indonesia sangat tinggi mencapai 25,68 persen diatas pariwisata dunia 5 persen dan pariwisata di Asia Tenggara yang hanya 6 persen. Jadi ini Sumenep harus membranding pariwisatanya agar dilirik pasar internasional,” katanya.
Lebih lanjut Mantan Rektor Universitas Wiraraja Sumenep dua periode tersebut mendorong agar Pemerintah Sumenep sesegera mungkin mengambil kesempatan ini, karena pemerintah pusat sedang gencar-gencarnya menjadikan pariwisata sebagai penyumbang utama devisa.
“Tahun 2019 mendatang, pemerintah pusat ingin menjadikan pariwisata sebagai penyumbang utama devisa mengalahkan sawit dan migas. Ini harus disambut Sumenep dengan membranding pariwisatanya, dan pariwisata syariah ini cukup dilirik dunia internasional.
Alwiyah menambahkan, jika konsep pariwisata syariah diterapkan, tentunya harus ada pembenahan mulai dari hotel dengan pelayanan syariah hingga makanan yang harus berlabel halal. (Emha/Man).