Masuk Jalur Ekonomi Warga Kepulauan, Mahasiswa Sapeken Minta PT Sumekar Pertahankan Rute Sapeken-Banyuwangi

oleh
Mahasiswa HIMPASS saat menyampaikan aspirasinya kepada PT Sumekar

Pena Madura, Sumenep, 01 Nopember 2019 Mahasiswa dari Kepulauan Sapeken, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, melakukan audiensi dengan PT Sumekar, selaku Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep yang bergerak dibidang pelalayaran.

Mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya Himpunan Mahasiswa Kepulauan Sapeken Sumenep (HIMPASS) itu menampaikan beberapa tuntutannya kepada Humas PT Sumekar, Eko Wahyudi diruang belakang kantor PT Sumekar pada Jum’at (01/11/2019), terkait perbaikan layanan pelayaran untuk warga kepulauan.

Kordinator HIMPASS, Aldi Wiranto kepada awak media menyampaikan, maksud kedatangannya tidak lain untuk menyampaikan aspirasi warga kepulauan khususnya Sapeken terkait layanan transportasi laut. Salah satu poinnya yakni meminta agar ruta pelayaran kapal Dharma Bahari Sumekar (DBS) III untuk Pulau Sapeken-Banyuwangi tetap dipertahankan karena sangat dibutuhan masyarakat sapeken.

“Kami minta pada Direksi PT Sumekar jangan pernah berfikir untuk menghapus rute Sapeken-Banyuwangi. Jalur itu sangat vital untuk masyarakat Sapeken. Kebutuhan masyarakat Sapeken ke Banyuwangi sangat tinggi untuk aktivitas perekonomian, mulai dari menjual hasil laut hingga kulaan barang kebutuhan pokok,” katanya.

Ia menambahkan, Selain untuk aktivitas perekonomian masyarakat ke Banyuwangi juga tinggi untuk urusan pendidikan dan kesehatan. Saat ini banyak pemuda Sapeken yang menempuh pendidikan  atau kuliah di Banyuwangi. Belum lagi masyarakat yang sakit juga banyak yang memilih berobat ke Banyuwangi karena aksesnya lebih cepat dibandingkan daratan Sumenep.

“Jadi kami sangat menyayangkan jika ada pihak yang meminta rute itu dihapus karena akan sangat merugikan warga Sapeken. Kami dengan adanya Program Keperintisan bersubsidi dari Pemprov Jatim yang saat menggunakan armada DBS III sudah cukup terbantu. Bayangkan tiket yang normalnya mencapai  Rp 160.000 saat ini hanya Rp 12.500,” terangnya.

HIMPASS juga menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang sudah menginisiasi program keperintisan bagi warga kepulauan Sumenep. HIMPASS berharap program tersebut tidak hanya dilakukan pada tahun 2019 ini saja, namun kedepan agar tetap dilanjutkan karena sangat bermanfaat bagi warga kepualuan.

Selain rute, HIMPASS juga meminta agar Pemkab Sumenep mulai berfikir untuk menambah armada kapal baru bagi warga kepulauan karena kapal reguler DBS I sudah mulai kewalahan. Menurut HIMPASS Kapal DBS I sudah selayaknya dijadikan kapal barang, sementara untuk mengangkut manusia harusnya ada kapal yang lebih refresentatif.

Menanggapi tuntutan mahasiswa, Humas PT Sumekar, Eko Wahyudi mengaku menyambut baik dan dalam waktu dekat akan segera meyampaikan pada jajaran direksi. Sementara terkait rute Sapeken-Banyuwangi, menurutnya merupakan ketentuan Pemprov jatim. Perusahaannya dalam hal ini hanya operator pelaksana.

“Kami menyambut baik masukan mahasiswa ini. Kami akan segera membawa ini pada rapat direksi. Soal rute saya yakin ini sebelumnya pemprov sudah melakukan kajian, dalam hal ini kami hanya melaksanakan apa yang sudah menjadi ketentuan dalam kontrak keperintisan, dan selama ini untuk jalur ini peminatnya cukup tinggi,” tegasnya. (Emha/Man).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *