Pena Madura, Sumenep, 15 Juli 2020 – Mas Amanah beberapa partai kepada Kiai Ali Fikri untuk maju sebagai Calon Wakil Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, mulai dipersiapkan. Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah Daerah Lubangsa itu mulai menyiapkan strategi dibidang budaya menuju budaya Sumenep berkeadaban.
Hal itu ia ungkapkan saat melepas kangen dengan teman lamanya Sastro Al Ngatawi, eks Juru Bicara mendiang Presiden Abdurrahman Wahid (Gusdur) yang merupakan sahabatnya. Ia bertamu pada pemimpin kelompok musik akulturatif Kiai Ageng Ganjur dari Yogyakarta, di rumahnya di Sawangan, Jakarta, Selasa (14/7/2020).
Bersama istrinya Arrifah el Sastrow, mantan Ketua Lesbumi ini menerima Kiai Ali Fikri setelah berpuluh tahun tidak bertemu ditengah kesibukan masing-masing. Kiai Ali Fikri mengurus pesantrennya di Guluk-Guluk, Sumenep, sedangkan Sastro al Ngatawi juga sibuk melawatkan kelompok musiknya Kiai Ageng Ganjur ke Eropa, Timur Tengah, Hongkong maupun Cina.
Kebersamaan antara Kiai Fikri dan keluarga aktivis yang sempat mau dibunuh di zaman Orde Baru karena pembelaannya kepada kasus Kedungombo ini masih terawat dengan baik. Sastro dan Kiai Ali Fikri dulunya sama-sama tumbuh besar di lingkungan pendidikan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memiliki ideologi yang sama, terutama dalam praksis mengembangkan kesenian yang bernafaskan nilai-nilai Islam.
Kelompok Musik Kiai Ageng Ganjur yang didirikan oleh mendiang Gus Dur, merupakan kelompok musik alternatif yang mencoba melakukan eksprementasi dalam bermusik, melalui akulturasi beragam notasi bunyi, lirik dan lagu yang padat akan pesan-pesan teologis dan humanistik.
Kiai Fikri sebagai drummer Kiai Ageng Ganjur seringkali didapuk sebagai arranger, karena memiliki kekuatan unik menyusun harmoni. Kekuatan itulah yang mengantarnya sebagai juara drummer terbaik se Jawa dan Bali.
Pesan Sastro al Ngatawi yang penting di garis bawahi, anda tidak perlu takut dikatakan kurang gaul, kudet dan bukan generasi echo boomers dengan mendukung Kiai Fikri. Sebab dia memiliki talenta serta bakat yang kompleks sebagai modal utama menjadi pemimpin Sumenep.
Lebih dari hal itu, Sastro juga menyampaikan rencana kesediaannya membantu menyusun strategi budaya tanding dalam memajukan pariwisata yang berkeadaban di Sumenep. Konsep pariwisata yang menjunjung identitas lokal, penting dicanangkan mengingat Kabupaten Sumenep sebagai satuan wilayah Madura di dominasi kaum santri.
“Saya siap berbagi strategi berkhidmah di bidang budaya dan pariwisata, bahkan siap membackup beliau (Kiai Fikri),” ungkap Sastro.
Sastro menambahkan, agar Kiai Fikri selalu menjalin komunikasi yang baik dengan bupati, sehingga bisa berkhidmah tidak hanya pada pesantren, melainkan pendidikan pada umumnya. (Emha/Man).