Ketua DPRD Sumenep Sarankan Pemkab Aktif Turun Sosialisasikan Kebutuhan Tembakau ke Petani

oleh
Abdul Hamid Ali Munir, Ketua DPRD Sumenep

Pena Madura, Sumenep, 20 Juli 2020 – Petani tembakau di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menanam tembakau ditengah ketidak pastian harga dan kuota penyerapan. Oleh karena itu Ketua dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep, Abdul Hamid Ali Munir menyarankan pemerintah kabupaten aktif duduk bersama petani.

Ia meminta Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumenep, memberikan sosialisasi sejak dini terkait kuota tembakau yang dibutuhkan pabrikan. hal ini untuk mengantisipasi anjloknya harga dan tidak terserapnya tembakau petani.

apalagi ditengah pandemi Covid-19 beberapa pabrikan tembakau yang beroperasi di Sumenep kabarnya tidak akan melakukan pembelian tahun ini. Kondisi ini akan sangat merugikan petani tembakau yang selama ini menjadi primadona bagi masyarakat Sumenep.

“Saya meminta pemerintah mengantisipasi sejak awal agar kejadian tidak terserapnya tembakau dan harga anjlok tidak terjadi lagi tahun ini. Jadi kami harap pemerintah turun ke petani berikan sosialisasi terkait kebutuhan tembakau,” katanya, Selasa (21/7/2020).

Politisi PKB tersebut menilai, selama ini tingkat keseriusan pemerintah untuk turun ke petani masih kurang. Akibatnya kejadian beberapa tahun terakhir stok tembakau petani melimpah yang menyebabkan harga anjlok terjadi dan merugikan petani.

“Jika itu dikoordinasikan sejak awal sebelum penanaman, saya yakin kelebihan kuota tembakau di petani bisa dikontrol. Sekarang kan ada kelompok tani, itulah dimanfaatkan,” terangnya.

selain itu, Hamid meminta agar pemerintah juga memberikan pemahaman yang tepat kepada petani, terkait tanaman alternatif di musim kemarau selain tembakau. misalnya penanaman semangka, melon dan tanaman lainnya.

“Tentunya pemerintah juga harus menyiapkan pangsa pasar hasil panen tanaman alternatif itu. Sehingga hasil panen petani terbeli dengan harga layak dan keuntungannya tidak kalah dengan tanaman tembakau,” tuturnya. (Emha/Man).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *