Penamadura.com, Sumenep 31 Januari 2019 – Pasca ambruknya tiga ruang kelas SDN Sendir Kecamatan Lenteng Sumenep, Madura Jawa timur, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tetap berjalan normal, namun siswa mengaku belajar tidak bisa focus karena bising.
Kegiatan belajar mengajar (KBM) di SDN Sendir Kecamatan Lenteng, terpaksa harus menggunakan tiga ruang yang ada untuk enam kelas siswa. Setiap satu ruang ditempati dua kelas yang dipisah dengan pembatas triplek.
“KBM tetap berjalan normal sesuai petunjuk Dinas Pendidikan, namun satu ruang dipakai untuk dua kelas yang disekat dengan papan atau triplek,” kata Abu Bakar, salah satu guru SDN Sendir, Kamis (31/01/2019).
Penggabungan dua kelas dalam satu ruang sebenarnya tidak kondusif untuk KBM karena siswa tidak bisa focus Karena suasananya bising, namun sekolah tidak punya pilihan lain untuk tetap melangsungkan KBM karena tiga ruang kelas ambruk hari senin kemaren (28/01) setelah di guyur hujan deras dua hari dua malam.
Sejumlah siswa mengaku sangat tidak nyaman belajar dengan kondisi belajar satu ruang menjadi dua kelas karena ramai, mereka berharap Dinas Pendidikan segera membangun sekolahnya yang ambruk kegiatan belajar di SDN Sendir kembali berjalan normal.
“mudah-mudahan pemerintah segera membangun sekolah kami yang roboh,” kata Rama, Salah satu siswa.
Sementara dinas pendidikan Sumenep melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Fajarisman, pihaknya akan mengusahakan pembangunan kembali SDN Sendir segera tahun ini karena kondisinya memang emergency.
“Kondisinya memang emergency mudah-mudahan tahun ini bisa dibangun segera,” kata Fajarisman, Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Sumenep.
Fajar, mengatakan meski gedung sekolah yang ambruk hanya tiga ruang, namun dinas pendidikan akan mengupayakan pembangunan sekalian dengan ruang perpustakaan karena di sekolah tersebut belum ada ruang perpustakaan, pungkasnya.Man/Emha