PenaMadura, Sumenep 29 Juli 2018 – Pemilu umum serentak 2019 Pemilihan legislatif di ujung timur Pulau Madura Kabupaten Sumenep, Jawa timur, nampaknya akan di ramaikan para bakal calong legislatif (Bacaleg) perempuan, terutama dari wilayah kepulauan, hal ini tentu akan memberikan warna baru di Bumi Sumekar.
Sejumlah bakal calon legislatif pasti sudah melakukan persiapan untuk meraih simpati dari para konstituennya agar jatuh hati dan mengutusnya menjadi wakil rakyat duduk di kursi parlemen menyuarakan kepentingan rakyat.
Lima puluh persen dari bacaleg yang akan bertarung pada pemilihan legislatif mendatang adalah kaum perempuan, kehadiran bakal calon legislatif perempuan di yakini sebagian masyarakat tidak hanya untuk menggugurkan kewajiban partai politik sebagai syarat pendaftaran di KPU sebagaimana y ang di amanatkan dalam undang-undang pemilu.
“disini saya tergugah untuk maju karena saya ingin mengabdi kepada masyarakat” kata Kartini, salah satu caleg perampuan dapil VI, Ahad (29/072018).
Pernyataan tersebut bukanlah sebuah janji namun komitmen yang di bangun adalah panggilan nurani melihat fakta di kepulauan semua sisi pembangunan masih sangat timpang bila di bandingkan dengan daratan, hal ini tentu menjadi alasan yang sangat logis baginya, karena selama beberapa tahun ini kepulauan selalu di wakili oleh laki-laki di gedung parlemen.
“saya hanya ingin kepulauan lebih maju dan harus setara dengan daratan, karena hakikatnya tidak boleh ada perbedaan kepulauan dan daratan” jelas Kartini, menambahkan.
Melalui gedung parlemen, Kartini, ingin membuktikan kepada masyarakat Kepulauan bahwa jiwa Ibu Kartini, harus selalu menggelora pada setiap wanita di Indonesia, wanita harus mampu sejajar dengan laki-laki sebagaimana yang ajarkan Ibu Kartini.
Kartini hanyalah satu dari sekian perempuan di kepulauan sumenep mengaku sangat prihatin dengan kondisi kepualuan yang masih di perlakukan seperti anak tiri oleh pemerintah, dari semua sisi pembangunan di kepulauan masih tertinggal jauh dari daratan, seperti transportasi laut yang masih jauh dari layak, Listrik masih belum merata sejumlah daerah masih gelap gulita, Kesehatan yang layak masih menjadi mimpi bagi warga kepulauan dan fasilitas pendidikan semuanya masih serba sangat terbatas.(Man/Emha)