Jurnalis Menulis Berita dan Menjaga Keberagaman Suku di Madura

oleh
Deklarasi Damai 6 Suku di Sumenep Pada Acara Pelangi di Sumenep (17/11/18)

Penamadura.com, Sumenep 19 November 2018 – Tugas seorang jurnalis tidak hanya dituntut mencari, menulis dan menyampaikan informasi yang akurat, namun jurnalis juga berkewajiban menjaga keharmonisan dan kerukunan di tengah-tengah masyarakat yang beragam suku, Agama, dan adat istiadat.

Seperti yang dilakukan Komunitas Jurnalis Sumenep (KJS), ditengah kesibukannya berburu berita setiap hari, mereka yang terdiri dari berabgai media local dan nasional ternyata juga sangat peduli dengan keberagaman suku, Pemeluk Agama, dan adat istiadat masyarakat yang hidup dan tinggal di Kabupaten ujung timur Pulau Garam Madura.

Yayak Nurwahyudi, Kepala Bappeda Sumenep (17/11)

Bersama Pemerintah yang diwakili Badan Perencanaan Daerah (Bappeda), Komunitas Jurnalis Sumenep (KJS) mencoba merajut kebersamaan 6 suku yang ada di Kabupaten Sumenep, untuk menampilkan keseniannya masing-masing dalam satu panggung dengan satu tema “Pelangi di Sumenep,” selain menampilkan kesnian khasnya, perwakilan tokoh masing-masing suku menyampaikan terimakasih kepada Pemerintah Daerah.

 

Enam Suku tersebut yaitu, Suku Madura, Bugis, Bajao, Mandar, (kebanyakan ada di Sapeken dan masalembu), sedangkan Arab dan Tionghoa (kebanyakan tinggal daratan). Masing-masing suku tidak hanya menampilkan keseniannya, namun mereka melakukan Deklarasi damai, bahkan masing-masing telah memberikan testimoni bahwa meski berbeda suku, Agama dan adat istiadat, namun mereka hidup rukun di Sumenep, dan saling menghargai.

 

Edy Rasyadi (sekda Sumenep), Wakapolres, Danramil Kota, Ketua KJS dan Enam Suku Bergandengan Tangan pada acara Pelangi di Sumenep

Deklarasi damai yang mereka lakukan itu menunjukkan bahwa warga Madura cinta damai, tidak seperti persepsi sebagian kalangan yang selalu menganggap orang madura negatif (Kasar, suka bertengkar.red), bahkan setelah deklarasi mereka juga melakukan sepakat membuat prasasti perdamaian melalui penandatanganan bersama di atas batu marmer.

 

Kegiatan “Pelangi di Sumenep” yang menampilkan parade kesenian enam suku yang ada di Madura khususnya Sumenep baru pertamakali di gelar, kegiatan mendapat apresiasi sejumlah pihak karena tidak hanya menyuguhkan hiburan kesenian namun juga memberikan edukasi positif dalam kehidupan berbangsa, apalagi saat ini tensi politik dalam negeri yang mulai memanas, namun kerukunan antar suku di sumenep harus tetap kondusif.Man

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *