Penamadura, Sumenep 31 Maret 2021 – Penolakan terhadap rencana tambang fosfat di Kabupaten Sumenep terus bergulir, kali ini Puluhan kiai yang tergabung dalam Forum Sumenep Hijau kembali menegaskan sikap penolakannya.
Puluhan kiai pimpinan sejumlah pondok pesantren se-Kabupaten Sumenep ini dengan tegas menolak segala aktivitas penambangan di kawasan bentang alam batu karst di Kabupaten Sumenep, Madura Jawa timur.
Kiai Moh. Nakib Hasan, Juru bicara Forum Sumenep Hijau dalam pertemuan lanjutan tersebut mengatakan, bila tambang fosfat dilakukan maka akan mengakibatkan hancurnya batu karst sebagai tandon air yang bisa menyebabkan kekeringan di musim kemarau dan banjir saat musim hujan.
“Pertemuan ini merupakan kelanjutan dari pertemuan sebelumnya, bahwa seluruh kiai di Sumenep dengan tegas menolak rencana tambang fosfat,” tegas Kiai Moh. Nakib Hasan, usai deklarasi yang bertempat di Ponpes Assadad, Ambunten, Rabu (31/03/2021).
Tambang fosfat menurut jubir forum Sumenep hijau dinilai lebih banyak memiliki dampak buruk terhadap lingkungan seperti terjadinya banjir, penyusutan lahan pertanian, rusaknya habitat flora dan fauna, serta dampak sosial ekologis lainnya.
“Mudaratnya lebih besar daripada maslahatnya, makanya kami dengan tegas menolak,” terangnya.
Menurut Kiai Nakib, masyarakat saat ini dinilai belum siap dan tidak memiliki kemampuan untuk memulihkan kerusakan yang akan timbul akibat penambangan tersebut jika sampai benar-benar dilakukan.
Rencananya dalam waktu dekat untuk mengkongkritkan sikapnya Forum Sumenep Hijau akan segera membuat Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pemerintah Kabupaten Sumenep sebagai jaminan ketegasan Pemerintah untuk menolak rencana tambang fosfat.
Para kiyai Sumenep khususnya berharap pemerintah lebih mengutamakan masa depan Sumenep daripada hanya kepentingan sesaat karena akan menimbulkan terjadinya kerusakan pada lingkungan sepanjang masa.
Sehingga pihaknya mengajak masyarakat Sumenep untuk bersama-sama mewariskan kelestarian alam kepada anak cucu di masa kini dan akan datang.
“Kita harus berfikir bagaimana nasib anak cucu kita nanti, jangan sampai anak cucu kita sengsara karena kita sudah tidak peduli lagi dengan lingkungan,” terangnya.
“Kami mengajak seluruh warga Sumenep dan mengadakan istigasah di masjid, Musala, atau kegiatan lailatul ijtima’ agar Sumenep jauh dari aktivitas perusakan dan malapetaka,” katanyaenambahkan.
Deklarasi tolak tambang fosfat oleh Forum Sumenep Hijau ini digelar di Pondok Pesantren Assadad Ambunten asuhan KH. Thoifur Ali Wafa, salah satu kyai kharismatik di Sumenep yang dihadiri oleh sekitar 59 kiai, pimpinan DPRD Sumenep, Bappeda, sejumlah Fraksi DPRD, dan beberapa pimpinan partai politik.
Sebelum deklarasi para kyai menggelar istigasah yang dipimpin oleh Pengasuh Pondok Pesantren Assadad Ambunten, KH. Thaifur Ali Wafa, untuk memohon keselamatan bangsa dan negara kesatuan republik Indonesia.(Man/Emha)