Pena Madura, Sumenep, 28 November 2022 – Ketua FKUB Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Gus Qusyairi Zaini menyesalkan terjadinya pencabutan label gereja di tenda pengungsi Cianjur. Menurutnya hal semacam itu seharusnya tidak boleh terjadi, karena musibah yg menimpa saudara kita di negeri ini adalah musibah kita bersama.
Menurutnya, kita semua harus peduli dan bergandengan tangan untuk membantu mereka agar bisa kembali bangkit. Siapapun boleh mengulurkan tangan untuk berempati dan membantu saudaranya yg sedang ditimpa musibah, karena musibah itu turun tanpa melihat identitas agama.
“Musibah yang menimpa sebagian penduduk negeri ini adalah musibah kita bersama. Dalam konteks berbangsa dan bernegara kita ini ibarat satu tubuh, yang bilamana ada salah satu anggota tubuh kita sakit maka sakit pulalah seluruh anggota tubuh yg lainnya. Bila terjadi musibah seperti di Cianjur pekan lalu, maka seluruh elemen bangsa harus memiliki rasa empati dan rasa peduli untuk bersama-sama membantu agar mereka bisa kembali bangkit,” katanya, Senin (28/11/2022).
Kiai muda itu menegaskan bahwa saat ini kita harus mulai belajar untuk tidak selalu saling mencurigai antar satu golongan dengan golongan yang lainnya, terlebih disaat negeri ini sedang berduka.
“Saatnya kita bersatu untuk membangun negeri ini agar bisa lebih maju dan bangkit dari keterpurukannya. Para pendahulu kita telah mencontohkan bagaimana mereka saling bergandengan tangan dalam membangun NKRI ini tanpa melihat sekat-sekat ras, suku dan agama. Saya teringat pesan Gus Dur bahwa tidak penting apa agama ataupun suku kita, bila kita bisa melakukan sesuatu yg baik kepada semua orang maka orang tidak akan bertanya apa agama kita,” tegasnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Ulum Utara, Gadu Barat, Ganding itu mengajak seluruh elemen masyarakat agar bersama-sama membantu para korban bencana alam di Cianjur baik bantuan itu berupa bantuan moril, materil dan do’a. (Emha/Man)