Pena Madura, Sumenep, 20 Februari 2020 – Rekomendasi DPP PDI Perjuangan tahap satu untuk Calon Bupati (Cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) Sumenep, Madura, Jawa Timur sudah keluar. Hal itu setelah surat dari DPP PDIP itu beredar di media sosial.
Dalam Surat Undangan bernomor 1196 tertanggal 18 Februari yang ditandatangani Bambang Wuryanto selaku Ketua dan Hasto Kristiyanto selaku Sekretaris Jenderal tersebut, untuk Kabupaten Sumenep tertera nama Achmad Fauzi dan Dewi Khalifah yang akan maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2020 ini.
Menanggapi rekomendasi itu, Dewi Khalifah menganggap sebagai amanah perjuangan. Pernyataan itu disampaikannya dihadapan awak media yang menemuinya disalah satu rumah makan di Kota Sumenep, Kamis (20/2/2020).
Menurut perempuan yang akrab disapa Nyai Eva itu, dirinya bersyukur rekom PDIP turun atas nama dirinya sebagai cawabup mendampingi Achmad Fauzi. Itu merupakan titik terang bahwa dirinya kembali maju pada pemilihan yang akan digelar tanggal 23 September 2020 mendatang.
“Ini amanah perjuangan buat saya untuk mengikuti pemilukada. Tentunya ini sebagai titik terang dari apa yang selama ini saya sosialisasi kebawah,” katanya.
Untuk melengkapi dukungan pihaknya masih melakukan komunikasi politik ke partai lain, mengingat PDIP hanya memiliki lima kursi dan Hanura tiga kursi di DPRD Sumenep.
“Saya bersama Bapak Achmad Fauzi masih melengkapi koalisi partai untuk mencapai minimal 10 kursi, ada PKS, Nasdem dan juga dengan Gerindra,” tuturnya.
Disinggung sudah ketiga kalinya maju pada kontestasi Pemilihan Bupati Sumenep, Ketua Muslimat NU itu mengaku berangkat dari ikhtiar pengabdian dan atas permintaan masyarakat yang mendukung dirinya maju, termasuk di Muslimat NU.
“Secara kelembagaan Muslimat netral tidak boleh berpolitik, tapi kami disana sudah seperti keluarga. Dari beberapa pihak dan mayoritas Muslimat sepakat untuk meminta saya maju kembali di 2020, ini agar pengabdian saya lebih luas lagi,” terangnya.
Ketua Partai Hanura Sumenep itu mengaku dikuatkan dengan dua kali pengalaman maju dan mendapat suara signifikan. Dua kali kegagalan itu dianggap sebagai takdir.
“Saya dua kali maju dengan suara yang signifikan. Mungkin belum takdirnya saja, tapi di 2020 ini ampon bektona,” akunya.
Ia optimis perolehan suaranya di dua pilkada lalu akan tetap utuh dan bahkan bisa bertambah. Indikasinya yakni posisinya saat ini yang menjabat Ketua Partai Hanura Sumenep yang bisa lebih leluasa menggerakkan struktur partai. (Emha/Man).