Dinilai Tak Jelas, DPRD Sumenep akan Pangkas Anggaran Wirausaha Santri

oleh

Pena Madura, Sumenep 3 Agustus 2023 – Program Wirausaha Santri atau santri enterpreneur yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, mendapatkan sorotan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat.

Program itu dinilai tidak jelas outputnya justru mengajukan penambahan anggaran. Maka dari itu DPRD mengaku akan memangkas anggarannya jika tetap tidak jelas hasilnya.

Dalam pembahasan untuk penambahan anggaran untuk santri entrepreneur tahun 2024 antara legislatif dan eksekutif bersitegang.

Hal ini lantaran output dari program tersebut tidak jelas yang kemudian mendapat sorotan dari anggota DPRD Sumenep, Madura Jawa Timur.

Bahkan dalam pembahasan penambahan anggaran antara Komisi IV dan Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep sempat bersitegang.

Anggota Komisi IV DPRD Sumenep H Masdawi mempertanyakan output dari program santri entrepreneur yang mestinya jelas hasilnya. Akan tetapi Disbudporapar, malah mengajukan kembali anggaran sebesar Rp1,2 miliyar, untuk pelatihan yang sama.

“Pada 2024, kita harus melihat dulu out put yang 2023, ada atau tidak, jelas atau tidak outputnya ini,” katanya kepada media.

Politisi Partai Demokrat itu menegaskan, jika hanya dilakukan pelatihan tanpa adanya kontinuitas dan aksi nyata, maka hasilnya akan nihil. Terlebih, apa bila rentang waktu kegiatan hanya berbatas dua hingga tiga hari saja, maka skill dari peserta tak akan terasah secara maksimal.

Lebih lanjut, kata Masdawi jika program santri entrepreneur tidak jelas maka lebih baik anggaranya dipangkas dan dialokasikan untuk membuat spot atau gerai.

“Selama dua tahun, dari 2022 dan 2023 ini out put Santri Enterpreneur sama sekali tidak jelas, Jangan-jangan malah bukan santri yang diikutkan pelatihan,” ujarnya.

Komisi IV juga menerima laporan bahwa ada beberapa peserta pelatihan Santri Enterpreneur lebih memilih untuk menjual peralatan yang diberikan sebagai bantuan.

Jika hal itu benar adanya, maka pihaknya akan memberikan sanksi agar oknum terkait dihapus dari keikutsertaan salam program Santri Enterpreneur.

“Kami akan awasi dengan ketat. Perihal alat yang dijual, kami akan telusuri langsung, kalau ternyata benar maka kami hapus kepesertaannya,” tandasnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Disbudporapar Mohammad Iksan mengatakan, meski tidak maksimal, namun out put program Santri Enterpreneur dapat terlihat dari beberapa produk seperti batik dan blangkon.

Menurut keterangan Iksan, pelaksanaan Santri Enterpreneur juga turut melibatkan peran organisasi kepemudaan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumenep, dalam menyasar para peserta.

“Meskipun tidak maksimal, tapi saya rasa ada outputnya. Memang produknya masih belum sampai di ekspor, tapi banyak peserta Santri Enterpreneur, saat ini mulai membangun usahanya, berbekal apa yang didapatkan selama pelatihan,” tandasnya. (Red/Emha/Man)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *