Dinas Pendidikan Sumenep Apresiasi Guru Yang Mendatangi Siswanya Satu-Satu Karena Tak Punya SmartPhone

oleh

Pena Madura, Sumenep 20 April 2020 – Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep memberikan apresiasi Inisiatif guru SDN Batu Putih Laok 3 di Sumenep Madura Jawa timur, Avan Fathurrahman yang mengajar siswa/siswinya satu persatu di rumahnya karena tidak memiliki smartphone ataupun Laptop.

Usahanya mendatangi siswanya setiap hari agar bisa belajar di tengah Pandemi Covid-19 saat ini, ternyata mendapat apresiasi dinas pendidikan Sumenep karena ide kreatifnya tersebut membantu kesulitan yang dialami anak didiknya yang ada di pelosok

Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Abd. Kadir, mengaku sangat mengapresiasi ide kreatif yang dilakukan guru pak Avan Fathurrahman agar anak didiknya tetap bIsa belajar meski sekolah harus libur karena ada pandemi Corona.

“Saya sangat apresiatif dengan langkah yang dilakukan pak Avan, termasuk guru yang lain yang mendatangi siswanya ke rumah-rumah mereka,” kata Abd. Kadir, Kabid Dikdas Dinas Pendikan Sumenep, Senin (20/04/2020).

Menurut Kabid Dikdas, banyak sekolah di Sumenep kesulitan belajar secara online karena terkendala secara geografis dan kondisi orang tua siswa yang tidak memiliki smart phone, ada yang memiliki smart phone tetapi sinyal sangat sulit seperti di daerah pelosok dan Kepulauan terluar.

“disini bagi guru di pelosok yang notabene banyak siswa dan orang tua yang tidak memiliki smartphone, rata-rata guru kita mendatangi siswa ke rumah-rumah mereka,” terangnya.

Bahkan, menurutnya mengajar dari rumah ke rumah di situasi keadaan yang sulit dan menuntut guru harus datang ke rumah siswanya satu-satu untuk mengajar itu sudah menjadi bagian dari tanggungjawab sebagai guru.

“saya kira ini bagian dari tanggung jawab guru sebagai pendidik ketika guru harus mengajar dari rumah,” pungkasnya.

Avan Fathurrahman, salah satu guru SDN Batu Putih Laok 3, mengaku dirinya harus berangkat lebih pagi dari biasanya ke sekolah, karena selain jarak tempuh yang cukup jauh sekitar 20 km dari rumahnya ke Sekolah, ia juga harus mendatangi semua siswanya satu persatu setiap hari, namun ternyata kadang ia hanya mampu mendatangi sepuluh hingga sebelas siswa karena selain jalan tidak beraspal, beberapa rumah siswanya tidak bisa dilalui kendaraan sehingga harus jalan kaki karena becek saat hujan.(Man/Emha)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *