Pena Madura, Pamekasan, 4 Agustus 2022 – Tim khusus Pamekasan Call Care (PCC) yang berada dibawah komando Bidang Pelayanan Kesehatan terus melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia demi bisa memberikan layanan prima.
Salah satunya dengan melaksanakan pelatihan kepada tim puskesmas di seluruh wilayah Kabupaten Pamekasan, Madura Jawa Timur. Pelatihan itu dilaksanakan selama dua hari mulai Hari Rabu hingga Kamis bertempat di ballroom Hotel FrontOne, jalan Jokotole Pamekasan.
Upaya sebagai langkah agar nakes dibawah naungan Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan mampu melayani dengan profesional dan tepat. Apalagi tenaga kesehatan berada di garda terdepan dalam hal pelayanan.
Kepala Dinas Kesehatan Kesehatan Kabupaten Pamekasan, melalui Kepala Bidang Yankes, Amir Chamdani menerangkan Dinkes Pamekasan getol berinovasi meningkatkan kualitas tim kesehatan dan non kesehatan. Tim Dinkes juga rutin blusukan melakukan sosialisasi pelayanan kesehatan ke lembaga pendidikan dan instansi lainnya.
Tak hanya itu, pihaknya melakukan pelatihan khusus dalam mendukung upaya Puskesmas. Khusus dalam menekan keparahan dan kefatalan dampak saat terjadi kegawatdaruratan medis.
“Ini juga sebagai upaya tim untuk menjamin korban dalam keadaan selamat saat dibawa dengan menggunakan ambulans,” katanya, Kamis (4/8/2022).
Dalam pelatihan itu, nakes dilatih berbagai materi, diantaranya soal sistem rujukan dan ambulans. Kegawatdaruratan bayi dan anak. Kegawatdaruratan maternal dan skill station maternal dan neonatal.
“Selain itu juga ada materi Kebijakan Program SISRUTE dan New Registrasi SISRUTE Kegawatdaruratan Bedah Kegawatdaruratan jantung, Triage Disaster dan Basic Life Support,” tandasnya.
Amir melanjutkan, pelatihan itu diikuti oleh setidak personil dari 21 puskesmas. Mulai dari penanggung jawab UGD, bidan koordinator dan driver ambulans.
“Harapan ke depan Puskesmas dan jaringannya terlibat dalam penyelenggaraan Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT). Tim reaksi cepat PSC 119 PCC dan Puskesmas dapat mengimplementasi tatalaksana pada korban yang mengalami kegawatdaruratan medis,” lanjutnya.
Tak hanya itu, pelatihan itu juga sebagai upaya meningkatkan respon time dalam penanganan SPGDT. Serta bisa semakin meningkatkan pengetahuan terkait sistem rujukan (SISRUT).
“Khususnya dalam memberikan rujukan Ambulans harus terstandar dan petugas paramamedis terlatih,” tutupnya. (Yud/Emha).