Pena Madura, Sumenep, 05 Februari 2021 – Kapal Motor Penumpang (KMP) Dharma Bahari Sumekar (DBS) III yang nekat berlayar Selasa lalu, hingga kini masih terus tertahan di Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, akibat cuaca buruk.
Kapal yang abaikan peringatan KSOP Kalianget dan berlayar berbekal pernyataan nahkoda itu, nampaknya harus lebih lama lagi terjebak cuaca buruk dan belum bisa kembali ke Pelabuhan Kalianget.
Seharusnya, Kapal DBS III itu sesuai jadwal akan bertolak dari Pulau Kangean pada hari Kamis (4/2/2021) kemarin. Namun karena cuaca buruk, berdasarkan keterangan Manager Operasionalnya, Bambang Supriyo, ditunda pada hari ini Jum’at (5/1/2021).
Alih-alih bisa berangkat, jadwal keberangkatan kapal tersebut harus kembali ditunda ke Sabtu (6/2/2021) besok. Itu karena kondisi cuaca di Kangean masih eksrem dengan ketinggian ombak antara 1,3 hingga 3 meter. Kapal BUMD PT Sumekar itu sebelumnya sudah bertolak dari Sapeken.
Penundaan keberangkatan Kapal DBS III itu dibenarkan oleh Direktur Operasional PT Sumekar, Imam Molyadi. Menurutnya, Kapalnya saat ini berada di Pelabuhan Kangean dan kembali gagal berangkat karena cuaca belum membaik.
“Ngak jadi, besok. Ditunda lagi, kayaknya cuaca belum bagus. Itu sudah dari Sapeken, balik dari Sapeken. Ombak di Kangean sekarang 1,3 sampai 3 kayaknya” katanya melalui saluran telpon, Jum’at (5/2/2021).
Terkait kondisi penumpang yang ikut dari Sapeken menuju Kalianget, Imam mengaku belum banyak mengetahui. Ia masih akan menanyakan kepada petugas yang ada di Kangean.
“Nasibnya biasa aja ndak ada masalah dan komplain apa-apa. Untuk penumpang yang dari Sapeken saya belum nanya itu. Nanti saya konfirmasi ke petugas yang disana ya,” jelasnya.
Saat ditanya data manifes penumpang saat pemberangkatan dari Pelabuhan Kalinget pada Selasa lalu, imam mengaku sedang menyetir dan meminta agar menghubungi lebih lanjut.
Sebelumnya, Selasa sore sekitar pukul 17.00 WIB, Kapal DBS III dengan operator PT Sumekar nekat berlayar tak memperhatikan peringatan KSOP Kalianget. Kapal itu berangkat berbekal pernyataan nahkoda, padahal saat itu sesuai rilis BMKG perairan Sumenep masih terjadi cuaca eksrem dengan ketinggian ombak antara 2,5 hingga 4 meter. (Emha/Man).