Ceramah di Ansor Bluto, Gus Miftah; Saya Tak Pernah Maksa Deddy Masuk Islam

oleh
Gus Miftah Maulana Habiburrahman saat memberikan ceramah di Padepokan Dzulfiqar

Pena Madura, Sumenep, 24 Januari 2020 –
Setelah mengisi pengajian dibeberapa lokasi di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, Gus Miftah Maulana Habiburrahman memberikan ceramah di Padepokan Dzulfiqar, Desa Lobuk, Kecamatan Bluto. Kamis malam (23/1/2020).

Pada kegiatan pengajian hasil kerjasama Pengurus Anak Cabang (PAC) Ansor Bluto itu, hadir ribuan warga nahdliyyin dari berbagai wilayah di Sumenep. Hadir pula Ketua PC Ansor Sumenep, Moh. Muhri. Kepala Bakorwil Madura, Fattah Jasin serta sekretaris DPC PKB Sumenep, Dulsiam.

Dalam kesempatan itu, da’i millenial yang viral karena berdakwah di tempat hiburan itu memberikan ceramahnya tentang bagaimana berislam yang rahmatan lil ‘alamin, seperti yang diajarkan para kiai dan ulama Nahdlatul Ulama’ (NU), khususnya Alm. KH. Abdurrahman Wahid atau Gusdur.

Dengan gaya kocaknya, da’i muda NU pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Yogyakarta itu menyampaikan, jika dalam berceramah dirinya tidak pernah memilah-milih objek dan lokasi ceremah. Baginya setiap manusia punya masa depan.

“Ingat bro… Orang baik itu punya masa lalu,  begitu juga sebaliknya orang yang tidak baik punya masa depan. Jangan pernah menyalahkan tapi jangan malas untuk mengingatkan akan kebaikan,” terang beliau.

Gus Miftah yang menggunakan pakaian serba hitam lengkap dengan blangkon khasnya, sempat bercerita bagaimana prosesnya artis sekaligus mentalis Deddy Corbuzier masuk islam melalui dirinya.

“Saya tidak pernah mengajak apalagi memaksanya. Saya hanya menyampaikan padanya ajaran islam serasional mungkin sesuai apa yang dicontohkan Gusdur. Bahkan saat Deddy menghubungi saya untuk masuk islam saya sempat menolak,” tuturnya.

Meski banyak yang membullinya, pada akhirnya Gus Miftah berhasil membimbing Deddy untuk mengucapkan dua kalimat syahadat di pesantrennya. kejadian itu dalam sekejap menjadi viral karena diliput ratusan wartawan.

Pasca kejadian itu, permintaan untuk mengisi pengajian kepadanya semakin banyak. Jika sebelumnya hanya dikisaran tiga ratusan perhari, saat ini bisa sampai diatas lima ratusan perhari.

Dalam pengajian di Padepokan Dzulfiqar itu,  juga digalang Koin Muktamar NU, yang akan didonasikan pada kegiatan Muktamar NU di Lampung. Sementara dana yang terkumpul mencapai Rp. 1.020.200. (Emha/Man).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *