Pena Madura, Sumenep, 2 Juli 2025 – Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, Achmad Fauzi Wongsojudo, menekankan pentingnya regenerasi empu keris dalam menjaga kelangsungan warisan budaya Sumenep. Hal ini disampaikan dalam acara Jamasan Pusaka Keraton Sumenep dan Pusaka Leluhur Desa Aeng Tongtong, yang berlangsung pada Rabu, 2 Juli 2025.
Bupati Fauzi mengungkapkan, tantangan utama yang dihadapi pengrajin keris saat ini adalah memastikan regenerasi agar produksi keris di Sumenep tetap berlangsung.
“Jika tidak ada generasi penerus, keris akan hanya menjadi cerita sejarah. Oleh karena itu, para empu dan pelaku keris di Desa Aeng Tongtong terus menularkan ilmu mereka kepada generasi muda untuk melestarikan tradisi leluhur,” kata Bupati Fauzi.
Sumenep dikenal sebagai salah satu pusat keris terbesar di dunia, dengan sejumlah empu keris yang telah mewariskan keterampilannya selama berabad-abad.
“Tanpa regenerasi, keberadaan keris sebagai warisan budaya bisa terancam punah. Bupati berharap, generasi muda, khususnya pelajar, dapat mencintai keris sebagai simbol jati diri budaya nusantara,” terangnya.
Acara jamasan pusaka ini juga tidak hanya sekadar perawatan keris, tetapi dilengkapi dengan pemaparan sejarah panjang keris, termasuk masa ketika keris sempat dilarang untuk dimiliki oleh pemiliknya. Melalui kegiatan ini, diharapkan generasi muda dapat lebih memahami nilai sejarah dan kebudayaan yang terkandung dalam keris.
“Keris bukan hanya sekadar benda, tetapi simbol identitas budaya kita. Kami khawatir jika tidak ada regenerasi, tradisi ini akan hilang,” tegas Bupati Sumenep.
Sebagai bagian dari upaya pelestarian budaya, Pemerintah Kabupaten Sumenep bersama Pelestari Budaya Leluhur Desa Aeng Tongtong “Pelar Agung” terus berkomitmen untuk menjaga dan mengembangkan kerajinan keris di daerah ini. (Red/Emha)





