Budaya Keraton Sumenep Telah Dikembalikan Bupati Fauzi

oleh

Pena Madura, Sumenep, 1 Maret 2021 – Hari pertama kerja, Bupati Sumenep, Madura, Jawa Timur, Achmad Fauzi mengembalikan budaya Keraton Sumenep. Beberapa tata cara masuk keraton yang selama ini hilang kini dihidupkan kembali.

Budaya dan tata cara masuk keraton yang selama ini hilang kini dikembalikan seperti saat kepemimpinan para raja tempo dulu. Diantaranya fungsi Labang Mesem sebagai pintu masuk utama sekaligus pintu keluar.

Kebijakan itu berlaku untuk seluruh tamu, penghuni, termasuk Bupati Sumenep. Tak hanya itu, di Labang Mesem dan beberapa pintu di Keraton Sumenep dijaga oleh pasukan keraton yang menggunakan baju adat Sumenep.

Pendopo Keraton ditetapkan sebagai halaman depan, semantara Rumah Dinas Bupati Sumenep dibagian belakang. Oleh karena itu, seluruh tamu, penghuni termasuk bupati dan keluarga harus melewati pintu depan yakni Labang Mesem.

Bahkan, sebagai bentuk penghormatan saat melewati kamar raja, pengunjung dan penghuni wajib membuka alas kaki. Di areal keraton juga dilarang merokok dan disediakan ruangan khusus.

Tujuannya tidak lain agar bangunan dan cagar budaya yang ada di Keraton Sumenep tidak rusak dan tetap asri meski usianya sudah hampir 800 tahun. Seluruh aturan itu juga berlaku untuk bupati dan keluarganya.

Bupati Sumenep, Achmad Fauzi menjelaskan, pengembalian budaya Keraton Sumenep itu berdasarkan aspirasi dari masyarakat, khususnya para keturunan Raja Sumenep yang menginginkan pelestarian Cagar Budaya Keraton Sumenep.

“Ini juga sesuai dengan masukan pihak-pihak yang menginginkan nilai-nilai budaya di Sumenep lebih dihargai. Termasuk keberadaan Keraton Sumenep,” katanya, Senin (1/3/2021).

Menurut suami Nia Kurnia itu, kebijakan tersebut sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan terhadap para pemimpin dan pendiri Kota Sumekar terdahulu.

“Nanti, tata cara baru masuk rumah dinas bupati, termasuk bupati, ialah lewat Labang Mesem. Karena sesungguhnya rumah dinas bupati itu posisinya di belakang keraton, bukan di depannya. Selama ini, kan, seolah-olah rumah dinas bupati itu di depan keraton,” tambah Ketua DPC PDI Perjuangan Sumenep itu.

lebih lanjut ia berharap agar masyarakat mendukung dan menyadari pentingnya merawat sejarah, termasuk areal Keraton Sumenep. Apalagi Keraton Sumenep merupakan cagar budaya kebanggan masyarakat Sumenep dan Madura, sehingga keberadaannya harus tetap lestari. (Emha/Man).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *